KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Prospek kinerja PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) diproyeksikan cerah, dengan laba emiten rokok ini diperkirakan tumbuh signifikan, mencapai angka double digit pada tahun 2026. Optimisme ini menjadi sorotan utama di kalangan investor dan analis pasar.
Berdasarkan analisis Research Analyst MNC Sekuritas, Catherine Florencia, proyeksi laba bersih HMSP diperkirakan melesat sekitar 41% dari perkiraan tahun sebelumnya. Angka tersebut diperkirakan mencapai Rp 8,07 triliun pada tahun 2026, melonjak dari estimasi laba bersih tahun 2025 yang sebesar Rp 5,71 triliun.
Catherine menjelaskan, pertumbuhan laba bersih yang impresif ini pada tahun 2026 disokong oleh beberapa faktor kunci. Bukan hanya pembekuan tarif cukai dan upaya pemberantasan rokok ilegal yang kian gencar, melainkan juga serangkaian stimulus fiskal yang pro-industri dan konsumsi, yang diinisiasi oleh Menteri Keuangan.
Ia menambahkan, “Program-program populis pemerintah diantisipasi akan mampu meningkatkan sentimen ekonomi secara menyeluruh, sekaligus mendorong pemulihan daya beli masyarakat. Ini adalah katalisator utama bagi rebound volume penjualan yang berkelanjutan di tahun mendatang,” ungkap Catherine dalam risetnya yang dipublikasikan pada Jumat, 10 Oktober 2025.
Lebih jauh, Catherine menguraikan bahwa sinergi antara pembatalan kenaikan cukai tembakau di tahun 2026 dan intensifikasi penegakan hukum terhadap rokok ilegal memiliki dampak signifikan. Kebijakan ini berpotensi mengembalikan permintaan ke segmen pasar legal, mempersempit disparitas harga terhadap Harga Jual Eceran (HJE), serta meminimalkan ketergantungan pada strategi promosi implisit yang sebelumnya mungkin banyak digunakan.
Tak hanya laba, proyeksi pendapatan HMSP juga menunjukkan tren positif. Pendapatan perseroan diperkirakan akan menembus angka Rp 122,11 triliun pada tahun 2026, naik dari estimasi pendapatan tahun 2025 yang sebesar Rp 117,32 triliun. Ini menandakan penguatan bisnis secara menyeluruh.
Rekomendasi Saham HMSP
Dengan prospek yang menjanjikan, MNC Sekuritas merekomendasikan beli untuk saham HMSP, dengan target harga Rp 850 per saham. Rekomendasi ini didasari oleh valuasi yang menarik, yaitu PE 17,3 kali dan PBV 3,7 kali untuk tahun 2025, serta PE 12,2 kali dan PBV 3,4 kali untuk proyeksi tahun 2026.
Kendati demikian, Catherine turut memberikan peringatan mengenai potensi risiko yang dapat menghambat kinerja positif HMSP. Beberapa faktor yang perlu dicermati antara lain masih lemahnya daya beli masyarakat dalam jangka panjang, konsistensi penegakan hukum terhadap peredaran rokok ilegal yang belum optimal, kemungkinan implementasi kebijakan cukai tembakau yang lebih ketat dari proyeksi awal, serta intensifikasi persaingan harga di pasar.