KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Senin, 24 November 2025, diperkirakan akan terbatas. Setelah penutupan Jumat (21/11/2025) yang melemah tipis 0,066% ke level 8.414,35, IHSG mengindikasikan fase konsolidasi yang dipengaruhi oleh sentimen global.
Meskipun terkoreksi di akhir pekan, IHSG secara mingguan masih mencatatkan kenaikan tipis sebesar 0,19%. Namun, tekanan dari pasar global dan regional menahan laju indeks domestik. Sebagian besar indeks di Asia mengalami pelemahan, sementara indeks Eropa dibuka dengan sentimen negatif. Di sisi lain, futures Wall Street menunjukkan penguatan moderat pada penutupan pekan.
Analis Teknikal MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, memprediksi IHSG berpotensi mengalami penguatan terbatas pada awal pekan depan. “Untuk Senin (24/11/2025), kami memperkirakan IHSG berpotensi menguat terbatas dengan support di 8.341 dan resistance di 8.454,” jelas Herditya kepada Kontan, Jumat (21/11/2025).
Herditya menambahkan bahwa pergerakan indeks masih akan dibayangi oleh sentimen negatif, terutama pelemahan harga komoditas global seperti emas dan minyak mentah, serta depresiasi rupiah terhadap dolar AS. “Potensi outflow masih ada, dan saham-saham big caps masih cenderung tertekan,” ungkapnya. Ia merekomendasikan saham ASII, BBTN, dan TOBA untuk diperhatikan oleh investor.
Dari sisi makroekonomi, data uang beredar Indonesia (M2) pada Oktober 2025 dilaporkan tumbuh 7,7% secara tahunan (yoy), melambat dibandingkan pertumbuhan September sebesar 8% yoy. Perlambatan ini sejalan dengan moderasi pertumbuhan kredit pada periode yang sama. Sementara itu, inflasi di Jepang naik menjadi 3% yoy pada Oktober, level tertinggi sejak Juli 2025. Sebagai respons, pemerintah Jepang menyetujui paket stimulus senilai 21,3 triliun yen untuk memacu pertumbuhan ekonomi.
Analis Phintraco Sekuritas, Alrich Paskalis Tambolang, melihat IHSG masih berada dalam fase konsolidasi jangka pendek. “Tekanan jual di bursa global, terutama dari sektor teknologi, dan memudarnya ekspektasi penurunan suku bunga The Fed pada bulan Desember menjadi faktor yang menghambat penguatan IHSG,” kata Alrich.
Secara teknikal, indikator MACD membentuk death cross dan Stochastic RSI berada di area pivot. Selain itu, IHSG ditutup di bawah MA5, yang mengindikasikan potensi konsolidasi lanjutan. “IHSG diperkirakan akan bergerak di kisaran 8.350 hingga 8.450 dalam jangka pendek, selama belum mampu ditutup di atas level 8.450 dengan dukungan volume yang signifikan,” jelasnya.
Untuk pekan ini, Alrich merekomendasikan beberapa saham yang berpotensi menarik perhatian investor, antara lain MDKA, SMGR, HMSP, PGEO, EMTK, dan CBDK.
Dengan latar belakang ketidakpastian global yang masih tinggi, pelaku pasar diperkirakan akan tetap berhati-hati dalam menyambut perdagangan di awal pekan. Meskipun demikian, ruang penguatan teknikal masih terbuka, asalkan level support utama dapat dipertahankan.



