caristyle.co.id JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan tajam pada penutupan perdagangan Jumat (29/8/2025), menutup sesi perdagangan di level 7.769,65, atau longsor 2,29%. Data Bursa Efek Indonesia menunjukkan penurunan signifikan ini.
Kejadian protes yang meluas dan jatuhnya korban jiwa, Affan Kurniawan (20), akibat tertabrak kendaraan perintis (rantis) polisi, menjadi faktor utama yang memicu kekhawatiran investor dan berdampak pada pelemahan IHSG. Sentimen negatif ini jelas mempengaruhi kinerja pasar.
Dominasi pelemahan terlihat jelas pada sesi I perdagangan. Dari total saham yang diperdagangkan, 662 saham melemah, 49 saham stagnan, dan hanya 89 saham yang berhasil menguat. Kondisi ini menggambarkan sentimen pasar yang cenderung bearish.
Sejumlah saham mengalami penurunan signifikan, bahkan menyentuh auto rejection bawah (ARB), di antaranya TIRA, BSBK, CPRO, SOLA, WIRG, dan MITI. Penurunan ini semakin memperparah tekanan pada IHSG.
Saham-saham berkapitalisasi jumbo juga ikut terdampak. PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) melemah 1,80% ke Rp8.175, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) turun 2,66% ke Rp4.030, dan PT Petrosea Tbk. (PTRO) mengalami penurunan paling drastis dengan koreksi 7,42% ke Rp3.620. Pelemahan di saham-saham blue chip ini semakin memperkuat tren negatif IHSG.
Di tengah pelemahan tersebut, beberapa saham justru mencatat kenaikan signifikan. BMAS melonjak 25%, DUTI naik 24,85%, PGUN meningkat 24,69%, KONI naik 24,61%, TMPO 20,69%, VOKS 20,63%, dan PIPA 18,42%. Kenaikan ini tampaknya tidak cukup untuk menahan laju penurunan IHSG secara keseluruhan.
Analisis teknikal dari tim riset Phintraco Sekuritas menunjukkan pelebaran negatif slope pada MACD dan Stochastic RSI yang mendekati area oversold. Indikator-indikator ini semakin memperkuat prediksi pelemahan IHSG.
Berdasarkan analisis tersebut, Phintraco Sekuritas memprediksi IHSG berpotensi melanjutkan pelemahan menuju level 7.750-7.725 pada sesi II perdagangan Jumat (29/8). Prediksi ini selaras dengan kondisi pasar yang masih dibayangi sentimen negatif.
Senada dengan Phintraco Sekuritas, Managing Director Research Samuel Sekuritas Indonesia, Harry Su, menyatakan bahwa pelemahan IHSG tidak terlepas dari kondisi sosial-politik Indonesia saat ini. Menurutnya, kondisi sosial-politik yang kurang kondusif menjadi pemicu utama penurunan IHSG.
Kondisi pasar saham saat ini tampaknya menghambat laju IHSG menuju level 8.000. Padahal, pada dua penutupan perdagangan sebelumnya, IHSG sempat menguat sebesar 0,38% ke 7.936 dan 0,20% ke 7.952. Namun, pelemahan signifikan hari ini menunjukkan betapa mudahnya sentimen negatif dapat mempengaruhi pergerakan IHSG.