Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menunjukkan ketenangan saat menanggapi pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sempat menyentuh level 7.944 pada perdagangan akhir pekan lalu. Baginya, dinamika atau fluktuasi di pasar saham merupakan keniscayaan yang tidak perlu disikapi dengan kekhawatiran berlebihan.
Menurut Purbaya, pergerakan indeks saham yang terjadi juga tak lepas dari pengaruh sentimen global. Ia menambahkan, justru dinamika seperti inilah yang menciptakan peluang bagi pelaku pasar modal untuk meraih keuntungan. Sebab, jika pergerakan harga saham cenderung stagnan atau mendatar, para investor dan trader tidak akan memiliki ruang untuk melakukan trading dan mengoptimalkan potensi profit mereka.
Lebih lanjut, ia menerangkan bahwa bagi kalangan broker atau pemain bursa, kondisi ideal adalah adanya pergerakan dua arah. Indeks yang terus naik atau terus turun, apalagi stagnan, tidak akan memberikan kesempatan untuk mengambil untung. Oleh karena itu, pergerakan pasar saham yang cenderung naik-turun merupakan bagian dari kepentingan pihak-pihak tertentu, terutama para broker dan pelaku pasar, yang memang berkepentingan untuk menjaga pasar tetap hidup dan dinamis.
Purbaya bahkan menyoroti fenomena yang kerap terlihat di saluran berita finansial, di mana narasi pasar dapat berganti dari negatif menjadi positif dalam hitungan minggu. Ia menyiratkan bahwa siklus berita ini bisa jadi merupakan cerminan dari kepentingan pasar itu sendiri, didorong oleh para broker yang membutuhkan fluktuasi pasar untuk beroperasi. Ia menegaskan, kondisi ini adalah bagian dari ekosistem pasar yang wajar.
Meski demikian, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan bahwa fokus utama bukanlah pada fluktuasi pasar jangka pendek, melainkan pada penguatan dan perbaikan fundamental ekonomi nasional yang berkelanjutan. Ia menyatakan keyakinannya bahwa dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang kokoh, kinerja perusahaan akan secara otomatis meningkat, yang pada gilirannya akan memberikan dampak positif yang signifikan pada pasar saham.
Purbaya menekankan pentingnya keberlanjutan dari upaya perbaikan ekonomi yang sedang dijalankan, bukan sekadar retorika. Ia optimis bahwa pelaku pasar akan segera menyadari keseriusannya dalam memperbaiki fundamental perekonomian. Ketika kondisi ekonomi membaik, pertumbuhan dan profitabilitas perusahaan akan turut meningkat, yang secara langsung akan mendorong kenaikan nilai saham mereka di pasar.
Menurutnya, koreksi IHSG saat ini adalah bagian tak terpisahkan dari siklus alami pasar saham. Sebelumnya, pasar sempat dilanda euforia yang menarik banyak investor untuk masuk. Setelah mencapai puncak, biasanya akan terjadi aksi “ambil profit” di mana investor menjual saham di harga tinggi, lalu menunggu untuk membeli kembali di harga yang lebih rendah demi potensi kenaikan selanjutnya.
Ia menyimpulkan bahwa mekanisme pasar saham memang demikian adanya. Pelaku pasar, lanjutnya, bahkan dapat memengaruhi narasi media untuk menciptakan sentimen negatif atau positif secara bergantian, semata-mata untuk menjaga agar pergerakan bursa tetap terjadi dan memberikan peluang bagi mereka. Ini adalah dinamika kompleks yang menjadi ciri khas pasar modal.