IHSG Loyo Sepekan: Kapitalisasi Pasar Saham Masih Bertahan di Rp 15.316 T

Posted on

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) merilis laporan kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama periode 10 hingga 14 November 2025, yang menunjukkan sedikit koreksi. Sepanjang pekan tersebut, IHSG tercatat turun tipis 0,29 persen, menutup perdagangan pada level 8.370,436, sedikit menurun dari posisi pekan sebelumnya di angka 8.394,590. Penurunan ini mencerminkan dinamika yang terjadi di pasar saham Indonesia.

Meskipun IHSG terkoreksi, kapitalisasi pasar BEI berhasil dipertahankan pada level yang sama dengan pekan sebelumnya, yakni Rp 15.316 triliun. Hal ini diungkapkan oleh Sekretaris Perusahaan BEI, Kautsar Primadi Nurahmad. Di sisi lain, aktivitas transaksi di bursa justru menunjukkan peningkatan signifikan. Rata-rata frekuensi transaksi harian melonjak 24,84 persen menjadi 2,7 juta kali transaksi dari 2,16 juta kali transaksi. Lonjakan ini juga diiringi oleh peningkatan rata-rata nilai transaksi harian sebesar 33,04 persen, mencapai Rp 23,34 triliun dari Rp 17,54 triliun pada pekan lalu.

Kautsar Primadi Nurahmad menambahkan, volume transaksi harian Bursa mencatat pertumbuhan luar biasa sebesar 99,35 persen, membukukan 53,95 miliar lembar saham dari 27,07 miliar lembar saham pada pekan sebelumnya. Namun demikian, pergerakan investor asing menunjukkan tren penjualan. Pada hari terakhir pekan ini (14/11), investor asing mencatatkan nilai jual bersih sebesar Rp 73,42 miliar. Sementara itu, secara kumulatif sepanjang tahun 2025, total nilai jual bersih investor asing telah mencapai Rp 34,48 triliun, mengindikasikan adanya pergeseran sentimen di kalangan investor global terhadap pasar domestik.

Di tengah fluktuasi pasar, BEI juga mencatatkan empat emisi baru yang memperkaya instrumen investasi. Pada Senin (10/11), perdagangan dibuka dengan sejarah baru melalui pencatatan perdana Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset Syariah (KIK-EBA Syariah) BRI-MI Jakarta Lingkar Baratsatu. Ini adalah KIK-EBA Syariah pertama di Indonesia, yang melakukan sekuritisasi surat berharga ijarah hak pendapatan tol PT Jakarta Lingkar Baratsatu (JLB) atas ruas tol JORR W1, dengan peringkat idAAA dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO).

Selanjutnya, pada Selasa (11/11), Obligasi Berkelanjutan V Toyota Astra Financial Services Dengan Tingkat Bunga Tetap Tahap II Tahun 2025 senilai Rp 1 triliun mulai dicatatkan di BEI. Obligasi ini memperoleh peringkat AAA(IDN) (Triple A) dari PT Fitch Ratings Indonesia, dengan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk sebagai Wali Amanat. Memasuki akhir pekan, Jumat (14/11), PT Pegadaian turut meramaikan lantai bursa dengan mencatatkan Obligasi Berkelanjutan VI Pegadaian Tahap IV Tahun 2025 senilai Rp 3.221.435.000.000,00 dan Sukuk Mudharabah Berwawasan Sosial Berkelanjutan I Pegadaian Tahap III Tahun 2025 senilai Rp 1.553.205.000.000,00. Kedua instrumen ini juga mendapatkan peringkat idAAA (Triple A) dan idAAA(sy) (Triple A Syariah) dari PEFINDO, dengan PT Bank Mega Tbk bertindak sebagai Wali Amanat.

Secara kumulatif, sepanjang tahun 2025, total emisi Obligasi dan Sukuk yang tercatat mencapai 160 emisi dari 75 emiten, dengan nilai total Rp 187,10 triliun. Secara keseluruhan, total Obligasi dan Sukuk yang tercatat di BEI saat ini berjumlah 654 emisi dari 136 emiten, dengan nilai outstanding sebesar Rp 534,00 triliun dan USD 139,34 juta. Selain itu, Surat Berharga Negara (SBN) tercatat sebanyak 191 seri dengan nilai nominal Rp 6.423,84 triliun dan USD 352,10 juta, serta Efek Beragun Aset (EBA) sebanyak 7 emisi senilai Rp 2,13 triliun, yang semuanya menegaskan vitalitas pasar modal di Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *