PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menutup pekan pertama Desember 2025 dengan catatan positif. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan tren menggembirakan, memberikan sinyal positif bagi pasar modal Indonesia. Bagaimana performa IHSG dan apa saja faktor yang mempengaruhinya? Mari kita simak rangkuman kinerja BEI selama periode 1-5 Desember 2025.
IHSG Menguat, Kapitalisasi Pasar Meningkat
IHSG berhasil mencatatkan pertumbuhan yang signifikan. Pada penutupan pekan tersebut, IHSG berada di level 8.632,761, mengalami kenaikan sebesar 1,46 persen dibandingkan posisi sebelumnya di 8.508,706. Sekretaris Perusahaan BEI, Kautsar Primadi Nurahmad, mengungkapkan bahwa peningkatan ini juga berdampak positif pada kapitalisasi pasar BEI.
Kapitalisasi pasar meningkat sebesar 1,39 persen, mencapai Rp 15.844 triliun, naik dari Rp 15.626 triliun pada pekan sebelumnya. Kenaikan ini mencerminkan kepercayaan investor terhadap pasar modal Indonesia dan potensi pertumbuhan ekonomi di masa depan.
Aktivitas Transaksi Harian Meningkat
Selain kenaikan IHSG dan kapitalisasi pasar, aktivitas perdagangan di BEI juga mengalami peningkatan. Rata-rata frekuensi transaksi harian naik sebesar 2,13 persen menjadi 2,66 juta kali transaksi, dibandingkan dengan 2,61 juta kali transaksi pada pekan sebelumnya. Hal ini menunjukkan minat investor yang semakin tinggi untuk berinvestasi di pasar saham.
Namun, terdapat dinamika menarik pada rata-rata nilai dan volume transaksi harian. Rata-rata nilai transaksi harian mengalami penurunan sebesar 29,61 persen menjadi Rp 21,34 triliun dari Rp 30,31 triliun pada pekan sebelumnya. Sementara itu, rata-rata volume transaksi harian juga mengalami penurunan sebesar 8,12 persen menjadi 46,39 miliar lembar saham, dari 50,49 miliar lembar saham pada pekan sebelumnya. Penurunan ini perlu dicermati untuk memahami tren investasi yang lebih mendalam.
Peran Investor Asing
Pergerakan investor asing juga menjadi sorotan dalam kinerja BEI. Pada hari terakhir perdagangan pekan tersebut (5 Desember 2025), investor asing mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp 381,18 miliar. Namun, secara kumulatif sepanjang tahun 2025, investor asing masih mencatatkan nilai jual bersih sebesar Rp 27,09 triliun. Data ini menunjukkan dinamika investasi asing di pasar modal Indonesia sepanjang tahun berjalan.
Pencatatan Obligasi dan Sukuk Baru
BEI juga mencatatkan penambahan instrumen investasi baru. Pada hari Jumat (5/12), Obligasi Berkelanjutan VII Tower Bersama Infrastructure Tahap II Tahun 2025 dan Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Tower Bersama Infrastructure Tahap II Tahun 2025 resmi tercatat di BEI.
Obligasi dan sukuk yang diterbitkan oleh PT Tower Bersama Infrastructure Tbk ini memiliki nominal masing-masing sebesar Rp 1.600.000.000.000 dan Rp 600.000.000.000. PT Fitch Ratings Indonesia memberikan peringkat AA+ (Double A Plus) untuk obligasi dan sukuk ini, dengan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk bertindak sebagai Wali Amanat.
Dengan pencatatan ini, total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat sepanjang tahun 2025 mencapai 166 emisi dari 76 emiten, dengan nilai Rp 198,05 triliun. Secara keseluruhan, total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI mencapai 654 emisi dengan nilai nominal outstanding Rp 536,22 triliun dan USD 134,010595 juta, diterbitkan oleh 136 emiten.
Dominasi Surat Berharga Negara
Selain obligasi dan sukuk korporasi, Surat Berharga Negara (SBN) juga memiliki peran penting di BEI. Tercatat 191 seri SBN dengan nilai Rp 6.423,84 triliun dan USD 352,10 juta. Sementara itu, Efek Beragun Aset (EBA) tercatat sebanyak 7 emisi senilai Rp 2,13 triliun.
Kinerja positif IHSG dan berbagai aktivitas di BEI selama pekan pertama Desember 2025 ini memberikan harapan bagi pertumbuhan pasar modal Indonesia di masa mendatang. Investor diharapkan tetap cermat dalam mengambil keputusan investasi, dengan mempertimbangkan berbagai faktor yang mempengaruhi pasar.



