caristyle.co.id JAKARTA. Pasar modal Indonesia tampaknya akan kembali bergairah. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan melanjutkan tren penguatannya pada perdagangan Kamis (25/9/2025), setelah menutup sesi Rabu (24/9/2025) dengan kenaikan tipis 0,02% dan parkir di level 8.126,56.
Menurut pandangan Herditya Wicaksana, Head of Research Retail MNC Sekuritas, peluang IHSG untuk terus menguat masih terbuka lebar. Ia memproyeksikan indeks akan bergerak dengan area support di 8.081 dan resistance di 8.170. Herditya menambahkan, sentimen positif utama datang dari harapan investor akan pemangkasan suku bunga acuan oleh The Fed. Sementara itu, sentimen dari dalam negeri disebutnya masih relatif sepi.
Analis pasar lainnya, Nafan Aji Gusta, Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas, turut mengamini potensi penguatan ini. Secara teknikal, IHSG menunjukkan indikasi uptrend yang kuat, ditopang oleh sinyal positif dari indikator Stochastics K_D dan RSI, serta pergerakan MA20&60 yang mengarah ke atas. Dari sisi domestik, Nafan melihat pengesahan Undang-Undang APBN 2026 sebagai pendorong sentimen positif jangka pendek, terutama dengan target pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,4% untuk tahun 2026.
Namun, dari arena global, perhatian investor akan tertuju pada rilis data Personal Consumption Expenditures (PCE) dan Core PCE Amerika Serikat (AS) di akhir pekan ini. Nafan menjelaskan, harapan akan penurunan suku bunga The Fed sebanyak dua kali mulai meredup, mengingat bank sentral AS tersebut telah menegaskan bahwa arah kebijakan moneter akan sangat bergantung pada data inflasi dan kondisi pasar tenaga kerja yang terus dipantau.
Secara keseluruhan, Nafan memproyeksikan IHSG akan menguji level support di 8.023 dan resistance di 8.152. Bagi investor yang mencari peluang, Herditya merekomendasikan untuk mencermati saham BRIS, DKFT, dan DOOH. Pada perdagangan Rabu (24/9/2025) kemarin, beberapa saham yang menjadi penggerak utama di daftar LQ45 adalah BRPT, AADI, dan SCMA sebagai top gainers. Sementara itu, saham-saham seperti ANTM, MDKA, dan SMRA sempat tercatat sebagai top losers di awal sesi sebelum indeks ditutup menguat.