KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup perdagangan di zona merah pada hari Jumat, 21 November 2025, dengan penurunan tipis sebesar 0,066% ke level 8.414,35.
Walaupun terkoreksi di akhir pekan, performa IHSG secara keseluruhan masih menunjukkan tren positif. Dalam sepekan terakhir, IHSG berhasil mencatatkan kenaikan sebesar 16,21 poin atau setara dengan 0,19%.
Nafan Aji Gusta, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, mengamati bahwa pergerakan IHSG selama sepekan terakhir cenderung sideways dengan sedikit kecenderungan melemah. Menurutnya, kehati-hatian pelaku pasar dipicu oleh menipisnya harapan akan pemangkasan suku bunga oleh The Fed.
XLSmart Telecom (EXCL) Tebar Dividen Tambahan Rp 2,89 Triliun: Investor Wajib Tahu!
“Pekan ini memang ada sedikit tekanan jual karena pelaku pasar mulai memperhitungkan peluang penurunan suku bunga The Fed yang semakin kecil. Hal ini menimbulkan kekhawatiran terkait potensi pemangkasan suku bunga di bulan Desember atau bahkan September tahun depan,” ungkap Nafan kepada Kontan, Jumat (21/11/2025).
Dari dalam negeri, keputusan Bank Indonesia untuk mempertahankan BI Rate sempat memberikan dorongan sesaat bagi IHSG. Sayangnya, sentimen positif ini tidak bertahan lama. “IHSG sempat mengalami penguatan setelah pengumuman BI, namun sifatnya hanya sementara. Pada hari Jumat, aksi profit taking kembali menekan pergerakan indeks,” jelasnya.
Terlepas dari tekanan jangka pendek ini, Nafan tetap optimis terhadap prospek IHSG secara teknikal.
“Secara teknikal, fase bullish consolidation masih berlaku. Selama pola ini terjaga, kami berharap IHSG dapat kembali membangun fase uptrend,” pungkasnya, memberikan harapan bagi kelanjutan tren positif di pasar modal.



