caristyle.co.id JAKARTA. PT Aviana Sinar Abadi Tbk (IRSX) secara resmi telah mengamankan restu para pemegang sahamnya untuk merealisasikan aksi korporasi penting: Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD I) atau yang lebih dikenal dengan rights issue.
Persetujuan krusial ini berhasil diperoleh manajemen IRSX dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diselenggarakan pada tanggal 25 September 2025 mendatang. Berdasarkan informasi keterbukaan yang telah disampaikan, IRSX berencana untuk menerbitkan saham baru maksimal 12,39 miliar lembar. Seiring dengan langkah rights issue ini, perusahaan juga bakal menerbitkan Waran Seri II dengan jumlah maksimal 1,85 miliar unit.
Bidik Pasar UMKM, Aviana Sinar Abadi (IRSX) Perkuat Bisnis Social Commerce
Menindaklanjuti persetujuan tersebut, Direktur Utama Aviana Sinar Abadi, Subioto Jingga, menjelaskan bahwa perolehan dana dari rights issue ini akan dialokasikan untuk memperkuat modal kerja perseroan sekaligus membiayai agenda ekspansi usaha. “Pendapatan ditargetkan mencapai Rp 300 miliar pada akhir 2025 dengan proyeksi laba bersih sekitar 25% dari pendapatan. Ini adalah rencana setelah selesai rights issue, lebih fokus pada peningkatan kapasitas modal kerja,” paparnya usai sesi paparan publik, Kamis (25/9).
Subioto menambahkan, pelaksanaan rights issue merupakan langkah strategis bagi IRSX untuk mempercepat pengembangan bisnis konten digitalnya. Ini mencakup produksi film pendek, serial, hingga distribusi konten ke berbagai platform digital, menjangkau audiens yang lebih luas.
Aviana Sinar Abadi (IRSX) Dirikan Anak Usaha Baru di Bidang Artificial Intelligence
Untuk semakin memantapkan rencana ekspansi tersebut, IRSX telah menyiapkan belanja modal (capital expenditure) sekitar Rp 200 miliar hingga Rp 300 miliar. Selain itu, investasi senilai Rp 10 miliar akan digelontorkan untuk proyek di dalam negeri, sementara Rp 20 miliar hingga Rp 30 miliar disiapkan khusus untuk produksi di Hong Kong.
Dalam upaya memperluas jangkauan dan kualitas konten, Subioto mengungkapkan bahwa IRSX juga sedang aktif menjajaki kemitraan strategis dengan sejumlah pihak, termasuk Multivision Plus di Indonesia dan beberapa perusahaan berbasis di Hong Kong. Kerja sama ini bertujuan untuk memproduksi film pendek yang secara khusus menargetkan pasar regional. “Kami akan melakukan co-invest ataupun produksi secara mandiri. Kolaborasi dengan Multivision mencakup 10 film, sementara dengan mitra di Hong Kong direncanakan untuk sekitar 20 film,” pungkasnya.