Junta militer Myanmar mengklaim membasmi kompleks sindikat penipuan, benarkah demikian?

Posted on

Ketenangan sore hari di Sungai Moei yang memisahkan Thailand dari Myanmar tiba-tiba berubah menjadi kekacauan setelah tiga ledakan menggelegar dahsyat.

Sejumlah keluarga etnis Karen yang sedang mandi dan bermain di air bergegas menuju tepi sungai, sementara kepulan asap hitam membubung dari pepohonan di belakang mereka.

Konflik yang dipicu oleh kudeta militer Myanmar hampir lima tahun lalu kembali mengguncang wilayah perbatasan.

Gempuran kali ini terkait dengan sindikat penipuan asal China, yang telah berkembang pesat di Negara Bagian Karen dalam dua tahun terakhir.

“Kami berupaya memberantas sepenuhnya aktivitas penipuan daring dari akarnya,” kata juru bicara junta Myanmar, Jenderal Zaw Min Tun.

Sekilas pernyataan tersebut menunjukkan niat positif militer Myanmar. Namun, ada alasan kuat untuk bersikap skeptis terhadap klaim militer tersebut.

Bukan untuk pertama kalinya, perang saudara Myanmar yang panjang dan sindikat penipuan saling terkait.

Junta militer tiba-tiba menyerbu kompleks sindikat penipuan

Setelah kehilangan kendali atas sebagian besar wilayah negara akibat perlawanan kelompok pemberontak, junta militer telah melakukan serangan balik tahun ini.

Junta diperkuat oleh sejumlah personel baru melalui wajib militer serta peralatan baru seperti drone yang dipasok oleh Rusia dan China.

Di Negara Bagian Karen, junta telah memukul mundur lawan utamanya, Persatuan Nasional Karen (KNU), yang telah mereka bertempur selama delapan dekade dan merupakan salah satu penentang kudeta paling gigih.

Di tengah kondisi itu, junta militer Myanmar tiba-tiba menyerbu KK Park, salah satu kompleks sindikat penipuan terbesar dan paling terkenal di Negara Bagian Karen, pada Oktober lalu.

Militer Myanmar mengusir ribuan warga asing yang telah menjalankan penipuan daring di sana. Sebagian bekerja secara sukarela, Sebagian lainnya ditipu atau dipaksa untuk bekerja.

Junta mengunggah video-video tentara yang menyita ribuan telepon seluler, komputer, dan antena satelit dari layanan Starlink milik Elon Musk. Tentara kemudian menghancurkan beberapa bangunan dengan bahan peledak.

Tindakan ini adalah perubahan sikap yang mencolok. Selama bertahun-tahun, junta militer Myanmar menutup mata terhadap bisnis penipuan bernilai miliaran dolar yang berkembang pesat di sepanjang perbatasannya dengan Thailand.

Pemimpin milisi setempat yang bersekutu dengan militer telah menjadi pelindung utama dan mitra bisnis para bos penipuan dari China. Sebagian dari uang itu masuk ke kantong para jenderal yang berkuasa.

Junta justru mencoba menyalahkan KNU atas bisnis penipuan tersebut, tetapi tuduhan itu tidak ada dasar. Tidak seperti kelompok Karen bersenjata lainnya, KNU telah menjaga jarak dari bisnis penipuan tersebut.

Gempuran tidak menyeluruh

Media pemerintah Myanmar melaporkan gempuran militer di KK Park.

Namun, ada yang janggal.

Meski gempuran tersebut tampak spektakuler, serangan itu tidak menghancurkan seluruh infrastruktur sindikat penipuan di sana.

Operasi militer terlihat berfokus pada kompleks ini—walau ada puluhan kompleks lainnya.

Militer juga menggerebek Kota Shwe Kokko, yang terkenal menampung kasino dan sindikat penipuan, tetapi hanya memasuki beberapa bangunan. Bahkan, hingga saat ini hanya menghancurkan satu bangunan

Apa imbas gempuran militer Myanmar ke KK Park dan Shwe Kokko?

Ribuan pekerja asing telah meninggalkan KK Park dan Shwe Kokko. Mereka menyeberangi Sungai Moei ke Thailand dan berpencar ke berbagai lokasi, meskipun transportasi sulit dan mahal. Sebagai gambaran, menyewa mobil memerlukan biaya sekitar Rp11,6 juta.

Bos sindikat penipuan diduga telah memindahkan bisnisnya ke bagian Myanmar yang lebih terpencil di selatan perbatasan.

Namun di sebuah kota bernama Minletpan, sekelompok pekerja sindikat penipuan terjebak di dua kompleks, yang dikenal sebagai Shunda dan Baoili, bulan lalu.

Kompleks ini dibangun tepat di tepi sungai hanya dalam dua tahun terakhir. Mereka berada di daerah yang dikendalikan oleh DKBA, salah satu milisi yang bersekutu dengan junta militer.

Pada 21 November, menurut juru bicara KNU, anggota mereka terlibat dalam pertempuran dengan tentara, ketika ditembak dari belakang oleh DKBA di Minletpan.

Mereka mampu mengusir DKBA, tetapi tanpa diduga merebut dua pusat penipuan dan ribuan warga asing yang bekerja di sana.

KNU mengumumkan bahwa mereka ingin mengundang jurnalis dan lembaga penegak hukum internasional untuk melihat kompleks yang direbut.

Mereka menerbitkan foto dan dokumen untuk mengungkap cara kerja bisnis penipuan tersebut, alih-alih menghancurkan bukti seperti yang dilakukan militer di KK Park.

KNU mengirim ratusan pekerja menyeberangi sungai ke Thailand. Tetapi sekitar 1.000 orang, sebagian besar warga negara China, menolak untuk pergi—mungkin karena takut dihukum jika kembali ke China

Namun, selain segelintir jurnalis, dunia internasional tidak berminat terhadap hasil rampasan di kompleks sindikat penipuan.

Junta militer Myanmar justru aktif menembaki daerah tersebut untuk mencoba merebut kembali kompleks-kompleks tersebut—itulah yang dapat kami dengar dari pihak Thailand.

Banyak pekerja dari kompleks sindikat penipuan yang tersisa kini telah melarikan diri ke tempat lain di Myanmar, meskipun beberapa ratus orang masih berkemah menggunakan terpal tipis di tepi sungai, bersama dengan ratusan penduduk setempat.

Semuanya berharap terhindar dari baku tembak artileri.

Apa motif junta?

Semua drama ini bermuara pada satu hal: rencana junta mengadakan pemilihan umum akhir bulan ini.

Perang saudara yang dipicu oleh kudeta telah menghancurkan Myanmar. Rezim militer dibenci oleh sebagian besar rakyat Myanmar. Negara itu juga diperlakukan sebagai paria secara internasional.

Para jenderal lantas mencari jalan keluar yang akan memberi mereka sedikit legitimasi, dan memenangkan hati sebagian dari banyak oposisi.

Mereka memilih pemilihan umum, tapi kelompok oposisi utama tidak dapat atau tidak mau berpartisipasi. Kemudian sebagian besar wilayah terlalu kacau untuk menyelenggarakan pemungutan suara.

Tapi junta militer tidak peduli. Mereka memerintahkan pasukan untuk merebut kembali sebanyak mungkin wilayah dari kubu pemberontak sebelum pemilihan umum sebagai prioritas.

Mereka juga mencoba membersihkan citra dengan melakukan operasi penggempuran terhadap kompleks-kompleks sindikat penipuan. Ini sangat penting bagi sekutu internasional mereka yang paling kuat, China.

Saat kami berada di perbatasan, kami melihat awan debu mengepul di atas KK Park saat bangunan dihancurkan. Beberapa bangunan terbesar di sana bengkok dan melengkung, jendelanya hancur; dinding bangunan lain sedang diruntuhkan oleh ekskavator.

Namun di kejauhan, banyak bangunan masih utuh. Beberapa memiliki kotak putih yang mencolok di atapnya yang hampir pasti merupakan antena satelit Starlink. Ini menunjukkan bahwa pekerjaan sindikat penipuan mungkin masih berlangsung di sana.

Bagaimana kondisinya sekarang?

Berkendara selama satu setengah jam ke bagian selatan Thailand, kami sampai di kawasan perbatasan bernama Wa Le – Wawlay dalam bahasa Burma.

Sungai di sini sangat sempit sehingga mirip selokan. Kami berjalan menyeberangi gerbang besi ke Myanmar dan melewati jembatan kayu biru kecil. Di sini kami disambut oleh bendera KNU.

Namun, ketika wilayah di sekitar Wawlay diperebutkan dengan sengit, perbatasan tersebut dikendalikan oleh DKBA.

Di sisi Thailand, papan besar memperingatkan orang-orang tentang risiko bekerja di pusat-pusat penipuan.

Namun hanya beberapa meter jauhnya, sebuah kompleks berpagar, yang dihiasi kawat berduri, telah dibangun tepat di sebelah sungai.

Kompleks ini dikenal dengan nama Hengsheng 3. Kami dapat mendengar suara generator beroperasi dan petugas keamanan berbicara di sisi lain tembok.

Kami melihat jendela-jendela berjeruji, dan antena Starlink di atap.

Kelompok pemantau telah mengidentifikasi kompleks ini dan beberapa kompleks baru lainnya di sekitar Wawlay. Banyak sindikat lain telah pindah lebih jauh ke selatan ke Payathonzu, dekat perbatasan Three Pagodas Pass.

Terlepas dari masa depan kompleks sindikat penipuan terkenal seperti KK Park dan Shwe Kokko (dan masih terlalu dini untuk menilai apakah kedua tempat itu benar-benar ditutup) bisnis penipuan masih berkembang pesat di Myanmar.

  • Disekap, disetrum, dan dipukul hingga babak belur: Pengakuan WNI yang menyelamatkan diri dari perusahaan scam di Kamboja
  • ‘Demi Tuhan, saya butuh bantuan’ – Bebas dari pusat penipuan di Myanmar, ribuan orang kini terlantar
  • ‘Operasi senyap’ di balik pemulangan lebih dari 500 WNI terduga korban penipuan online di Myanmar
  • Shwe Kokko, kota di Myanmar yang dibangun dari bisnis penipuan online – Apa peran China di belakangnya?
  • ‘Ada ancaman dibunuh, kalau tidak membayar uang tebusan’ – Keluarga WNI korban sindikat penipuan di Myanmar menuntut kepastian
  • Kesaksian WNI jadi korban perdagangan orang, bertahan hidup sebagai penipu di zona konflik Myanmar – ‘Penyiksaan sudah seperti pertunjukan’
  • ‘Hidup bagai neraka di kamp kerja paksa siber Myanmar’
  • Keruntuhan mafia China di pusat bisnis penipuan online di Myanmar
  • Nasib istri merayakan Lebaran tanpa suami yang ‘disandera’ di Myanmar – ‘Dia dipukuli saat malam takbiran’
  • Disekap, disetrum, dan dipukul hingga babak belur: Pengakuan WNI yang menyelamatkan diri dari perusahaan scam di Kamboja
  • Kesaksian WNI jadi korban perdagangan orang, bertahan hidup sebagai penipu di zona konflik Myanmar – ‘Penyiksaan sudah seperti pertunjukan’
  • ‘Demi Tuhan, saya butuh bantuan’ – Bebas dari pusat penipuan di Myanmar, ribuan orang kini terlantar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *