REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA, – Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) kembali menunjukkan tajinya di kancah pemerintahan, berhasil menduduki posisi kedua terbaik dalam riset kinerja satu tahun Kabinet Merah Putih yang diselenggarakan oleh IndoStrategi. Di bawah kepemimpinan Menteri Luar Negeri Sugiono, Kemlu RI hanya kalah tipis dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah dalam perolehan skor skala 0-5 yang bergengsi.
Laporan dari riset kualitatif IndoStrategi secara spesifik menyoroti keberhasilan Menlu Sugiono dalam mengimplementasikan strategi diplomasi bebas aktif, sebuah pendekatan yang terbukti efektif dalam memperkuat posisi dan pengaruh Indonesia di panggung global. Tiga indikator kunci menjadi sorotan utama: keberhasilan Indonesia menjadi bagian dari blok ekonomi global BRICS, dedikasinya dalam menjaga stabilitas diplomasi internasional di tengah gejolak dunia, serta inovasi dalam memberikan perlindungan bagi Warga Negara Indonesia (WNI) melalui pemanfaatan sarana digital.
Berbagai capaian strategis telah diukir oleh Menlu Sugiono. Di antara yang paling signifikan adalah kehadirannya pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS di Kazan, Rusia, pada Oktober 2024, yang kemudian berbuah manis dengan diterimanya Indonesia secara resmi sebagai anggota pada Januari 2025. Selain fokus pada aliansi ekonomi global, komitmen Indonesia terhadap isu-isu kemanusiaan juga terlihat jelas melalui perjuangan aktif Menlu Sugiono untuk kemerdekaan Palestina, serta kunjungan bersejarahnya ke Korea Utara yang menandai babak baru dalam hubungan diplomatik.
Upaya perlindungan WNI juga menjadi pilar utama kepemimpinan Menlu Sugiono. Ini terbukti dari keberhasilannya dalam memulangkan lebih dari 500 korban penipuan daring (online scam) dari Myawaddi, Myanmar. Tak hanya itu, respon cepat Kemlu RI juga memfasilitasi kepulangan aman para WNI dari Teheran, Iran, di tengah memanasnya situasi konflik dengan Israel, menegaskan komitmen pemerintah terhadap keselamatan warganya di mana pun berada.
Meskipun menorehkan prestasi, riset IndoStrategi juga memuat rekomendasi konstruktif bagi Menlu Sugiono dan Kemlu RI. Saran utamanya mencakup penguatan diplomasi ekonomi dan peningkatan kapasitas perlindungan WNI di berbagai belahan dunia. Selain itu, diusulkan pula penjenamaan ulang citra diplomasi Indonesia di kawasan Global South agar lebih relevan dan adaptif terhadap dinamika geopolitik kontemporer.
Metodologi riset IndoStrategi dirancang dengan cermat untuk memastikan validitas dan representasi data. Survei ini melibatkan total 424 narasumber yang tersebar di 34 provinsi, dengan kriteria ketat seperti pendidikan minimal sarjana dan memiliki pekerjaan tetap. Lingkup responden sangat beragam, meliputi aktivis, guru, dosen, hingga mahasiswa pascasarjana (S2 dan S3). Selain itu, riset ini diperkuat dengan diskusi kelompok terpumpun (FGD) bersama 10 ahli dari berbagai latar belakang keilmuan. Proses pengumpulan data riset ini berlangsung dari bulan September hingga pertengahan Oktober 2025.
Dalam gambaran yang lebih luas, riset IndoStrategi mencatat bahwa kinerja Kabinet Merah Putih secara keseluruhan berada pada kategori ‘sedang’ dengan skor rata-rata 3,07. Menurut Ali Noer Zaman, Direktur Riset IndoStrategi, fase awal pemerintahan Prabowo-Gibran masih didominasi oleh proses konsolidasi dan koordinasi kelembagaan. Beliau optimis bahwa kinerja yang lebih substansial dan terukur akan mulai terlihat secara signifikan pada tahun kedua masa jabatan.
Konten ini diolah dengan bantuan AI.