Ketziot: Penjara Israel Tahan Aktivis Sumud Flotilla, Apa yang Terjadi?

Posted on

Ratusan aktivis kemanusiaan yang tergabung dalam pelayaran Global Sumud Flotilla, misi krusial untuk menyalurkan bantuan penting ke Gaza, menghadapi penghentian paksa yang dramatis di perairan internasional. Kapal mereka dilaporkan diinvasi secara ilegal oleh tentara Israel, memicu keprihatinan global atas insiden tersebut.

Setelah penghentian paksa, militer Israel mengambil tindakan lebih lanjut dengan memindahkan dan menahan seluruh aktivis. Mereka kini ditahan di Penjara Ketziot, sebuah fasilitas penahanan yang terletak di Gurun Negev, sekitar 30 kilometer dari perbatasan Gaza dan Mesir. Pihak Israel mengumumkan bahwa para tahanan akan dideportasi setelah perayaan hari raya Yahudi, Yom Kippur, yang jatuh pada tanggal 1-2 Oktober.

Insiden ini mengakibatkan penangkapan lebih dari 450 aktivis dari Global Sumud Flotilla. Selain itu, 42 kapal yang menjadi bagian dari misi kemanusiaan tersebut juga telah disita oleh Israel. Angka ini menyoroti skala operasi penahanan yang dilakukan.

Di antara mereka yang ditangkap Israel, terdapat beberapa nama yang menarik perhatian internasional, termasuk aktivis lingkungan terkemuka Greta Thunberg, Thiago Avilla, dan Madlan Mandela. Selain itu, sebanyak 23 aktivis Malaysia juga dilaporkan ikut ditangkap, menambah dimensi internasional pada insiden ini.

Melihat tempat para aktivis tersebut ditahan, timbul pertanyaan mendesak: seperti apa kondisi di dalam Penjara Ketziot? Fasilitas ini dikenal sebagai salah satu kamp penahanan terbesar di Israel dan memiliki reputasi atas kondisi penahanannya yang sangat keras, memicu kekhawatiran serius akan perlakuan terhadap para tahanan.

Sejarah Penjara Ketziot mencatat pembukaannya pada tahun 1988, kemudian ditutup pada tahun 1995, sebelum akhirnya kembali beroperasi penuh pada tahun 2002. Perjalanan operasionalnya menunjukkan perannya yang signifikan dalam sistem penahanan Israel.

Organisasi Hak Asasi Manusia (HAM) non-pemerintah Israel, B’Tselem, telah memantau kondisi di Penjara Ketziot. Dalam kunjungan mereka pada tahun 1992, B’Tselem mencatat bahwa penjara tersebut menampung banyak tahanan administratif, termasuk sejumlah besar warga Palestina. Laporan tersebut mengungkap gambaran fasilitas yang mengkhawatirkan.

Lebih lanjut, laporan B’Tselem dari tahun 1992 merincikan kondisi penahanan di Ketziot sebagai petak-petak yang penuh sesak dan kotor, dengan tahanan yang tidur tanpa kasur dan selimut. Lingkungan fisik penjara juga ekstrem, dengan suhu siang hari yang bisa mencapai 40 derajat Celsius dan suhu yang sangat dingin pada malam hari, menambah penderitaan para tahanan.

Laporan terbaru B’Tselem pada tahun 2024, berdasarkan kesaksian 55 warga Palestina yang ditahan sejak meletusnya konflik pada Oktober 2023, mengungkapkan kondisi yang semakin memprihatinkan. Laporan tersebut secara khusus menyoroti kekurangan makanan dan minuman yang parah, serta insiden kekerasan yang sering terjadi di dalam penjara.

Selain kondisi fisik yang ekstrem, para tahanan di Ketziot juga menghadapi pelanggaran hak prosedural yang signifikan. Akses pengacara sering kali dibatasi, dan keluarga menghadapi kesulitan besar untuk menjenguk kerabat mereka karena lokasi penjara yang sulit dijangkau. Situasi ini semakin memperumit upaya untuk memastikan perlindungan hukum dan kesejahteraan para tahanan di Penjara Ketziot.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *