Low Tuck Kwong Agresif! Borong 11,5 Juta Saham BYAN

Posted on

caristyle.co.id, JAKARTA — Low Tuck Kwong, taipan batu bara asal Singapura, kembali menambah kepemilikan sahamnya di PT Bayan Resources Tbk. (BYAN). Transaksi terbaru menunjukkan pembelian 11,55 juta lembar saham pada 22 September 2025, berdasarkan data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI).

Setelah akuisisi ini, kepemilikan Low Tuck Kwong di BYAN meningkat menjadi 13.411.902.370 lembar atau setara 40,22%, naik tipis dari 40,20% sebelumnya (13.400.347.370 lembar pada 19 September 2025). Ini bukan kali pertama Low Tuck Kwong menambah kepemilikan saham BYAN. Pada 5 Agustus 2025, ia juga tercatat membeli 1.132.000 lembar saham, meningkatkan kepemilikannya dari 13.384.120.370 lembar menjadi 13.385.252.370 lembar.

: Bos BYAN Sebut Keekonomian Jadi Kendala Utama Hilirisasi Batu Bara jadi DME

: Low Tuck Kwong Tambah Muatan di Saham Bayan Resources (BYAN) 1,13 Juta Lembar

Di tengah aktivitas pembelian saham tersebut, harga saham BYAN pada perdagangan Kamis (24/9/2025) hingga pukul 13.37 WIB justru melemah 0,68% atau 125 poin, berada di level Rp18.175 per lembar. Tren penurunan ini juga terlihat dalam sebulan terakhir (-0,82%) dan sepanjang tahun 2025 (-12,09%). TradingView menunjukkan grafik performanya.

Meskipun demikian, kinerja keuangan BYAN pada semester I 2025 menunjukkan peningkatan pendapatan. Pendapatan meningkat 5,33% secara tahunan (YoY) menjadi US$1,62 miliar (sekitar Rp26,59 triliun dengan kurs Rp16.399 per dolar AS), naik dari US$1,53 miliar pada semester I/2024. Sebagian besar pendapatan berasal dari penjualan batu bara ke pihak ketiga (US$1,50 miliar) dan sisanya dari penjualan ke pihak berelasi (US$109,42 juta).

: Bayan Resources (BYAN) Milik Low Tuck Kwong Cetak Laba Bersih US$349,24 Juta

Namun, peningkatan pendapatan ini tidak berbanding lurus dengan laba bersih. Meskipun pendapatan naik, beban pokok pendapatan juga meningkat 14,45% YoY menjadi US$1,09 miliar. Akibatnya, laba bruto turun 9,66% menjadi US$526,30 juta. Setelah memperhitungkan berbagai beban, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk BYAN turun 7,30% menjadi US$349,38 juta (sekitar Rp5,27 triliun), dibandingkan dengan US$376,76 juta pada semester I/2024.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *