caristyle.co.id JAKARTA. Semester I-2025 telah ditutup, dan hampir seluruh konstituen indeks LQ45 telah merilis laporan keuangan mereka. Hasilnya? Mayoritas kinerja perusahaan sejalan dengan prediksi pasar. Namun, di balik rata-rata yang stabil, terdapat kisah-kisah sukses dan tantangan yang signifikan bagi beberapa emiten.
Berdasarkan data Bloomberg, dari 32 emiten yang telah mempublikasikan laporan keuangan, kinerja terbaik dibukukan oleh perusahaan milik Prajogo Pangestu, PT Barito Pacific Tbk (BRPT). Pendapatan BRPT melesat hingga US$ 3,22 miliar di semester I-2025, peningkatan fantastis sebesar 178,52% Year on Year (YoY) dari US$ 1,15 miliar di periode yang sama tahun lalu. Kenaikan ini juga tercermin pada laba bersih yang meroket 1.464,89% YoY menjadi US$ 539,82 juta.
Semen Indonesia (SMGR) Masuk Daftar Konstituen Indeks IDX ESG Leaders
Di sisi lain, PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) mengalami penurunan kinerja yang signifikan. Emiten tambang tembaga dan emas ini mencatat pendapatan hanya US$ 182,59 juta, anjlok 88,21% YoY. Lebih mengkhawatirkan lagi, AMMN menderita kerugian bersih US$ 148,72 juta, berbalik dari laba US$ 475,254 juta di semester I-2024.
Oktavianus Audi, VP Marketing, Strategy and Planning Kiwoom Sekuritas Indonesia, menilai kinerja emiten LQ45 yang sudah dirilis umumnya sesuai ekspektasi. Sebanyak 13 emiten (43%) berhasil melampaui target Earning Per Share (EPS), sementara sisanya meleset. Audi mengidentifikasi beberapa faktor penyebabnya.
Survei BI: Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja Menurun untuk Semua Kelompok
Pertama, kebijakan suku bunga. Meskipun Bank Indonesia (BI) telah memangkas suku bunga acuan 50 basis points (bps), tekanan terhadap Net Interest Margin (NIM) perbankan masih terasa, tercermin dari kinerja PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) yang gagal mencapai target EPS. Sebaliknya, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) berhasil melampaui target berkat basis dana murah (CASA) yang kuat.
Kedua, penurunan harga komoditas seperti batubara dan minyak mentah turut memengaruhi kinerja beberapa emiten. EPS PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) terpengaruh kondisi ini. Ketiga, tekanan belanja modal (capital expenditure/capex) dan persaingan harga, khususnya terlihat di sektor telekomunikasi, juga menjadi faktor penentu.
Maximilianus Nico Demus, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, menambahkan bahwa beberapa perusahaan menunjukkan kinerja yang sedikit mengecewakan, meskipun ekspektasi sebelumnya cukup tinggi. PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), misalnya, mengalami penurunan laba bersih 6,68% YoY menjadi Rp 10,97 triliun, diiringi penurunan pendapatan 3,04% YoY menjadi Rp 73 triliun.
Penentuan Penghuni Indeks MSCI Bakal Lebih Ketat, Begini Pengaruhnya ke Pasar Saham
Namun, Pilarmas Investindo Sekuritas menilai beberapa emiten sesuai proyeksi, termasuk BBCA, PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), dan PT Bank Jago Tbk (ARTO). Nico optimistis bahwa sentimen positif pada saham-saham berkapitalisasi pasar besar di IHSG akan mendorong gairah pasar, meskipun kinerja perbankan BUMN masih menjadi perhatian.
Efeknya Terhadap Pasar
Indy Naila, Investment Analyst Edvisor Provina Visindo, menekankan pengaruh besar rilis kinerja emiten big caps terhadap pasar saham domestik. Namun, pergerakan IHSG belakangan ini masih didominasi oleh beberapa saham konglomerasi, menciptakan kondisi sideways dan potensi koreksi. Audi dari Kiwoom Sekuritas mengamini hal ini, mengatakan bahwa penggerak IHSG didominasi sektor di luar keuangan, sementara sektor keuangan yang memiliki bobot 24% di IHSG masih menghadapi tekanan.
Pergerakan Indeks Kompas100 Tertinggal dari IHSG, Begini Proyeksinya ke Depan
Kiwoom Sekuritas merekomendasikan beli untuk BBCA (target harga Rp 9.250), BBRI (Rp 3.460), TLKM (Rp 3.240), ICBP (Rp 14.000), dan KLBF (Rp 1.720). Pilarmas Investindo Sekuritas merekomendasikan BBCA, INDF, ICBP, AMRT, CTRA, dan ARTO dari indeks LQ45. Untuk jangka panjang, Edvisor Provina Visindo menyarankan investor melirik saham perbankan seperti BMRI, BBNI, dan BBRI.
Cek Prospek dan Rekomendasi Saham LQ 45 Usai Turun Tajam di Kuartal I 2025