jpnn.com, JAKARTA – Program Tiga Juta Rumah, sebuah inisiatif ambisius yang digagas oleh Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait, terbukti memiliki dampak signifikan dalam meningkatkan tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Presiden Prabowo. Keberhasilan program strategis ini menyoroti efektivitas pendekatan yang inovatif dalam mengatasi tantangan pembangunan nasional.
Menurut Burhanuddin Muhtadi, Founder dan Peneliti Utama Indikator Politik Indonesia, kesuksesan program ini tak lepas dari kreativitas Maruarar Sirait dalam mencari solusi pendanaan. “Maruarar Sirait bekerja mewujudkan program 3 Juta Rumah Rakyat dengan kreatif. Beliau berjuang mencari pendanaan sendiri karena dana APBN yang dialokasikan untuk kementeriannya sangat kecil,” ungkap Burhanuddin usai menyampaikan hasil survei bertajuk ‘Evaluasi Publik Atas Kinerja Satu Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran’, pada Sabtu (8/11). Keberhasilan implementasi program di tengah keterbatasan anggaran inilah yang disebutnya menjadikan dampak program ini luar biasa.
Lebih lanjut, Burhanuddin menjelaskan bahwa Program Tiga Juta Rumah telah menjadi salah satu pendorong utama naiknya kepuasan publik terhadap kinerja Presiden Prabowo. Ini menunjukkan bahwa proyek-proyek yang menyentuh langsung kebutuhan dasar masyarakat memiliki resonansi kuat di mata publik.
Hasil survei Indikator Politik Indonesia mengungkapkan korelasi yang sangat kuat. Dari kelompok responden yang mengetahui tentang Program Tiga Juta Rumah, mayoritas atau 51,8% menyatakan puas/sangat puas. Angka ini terdiri dari 46,3% yang merasa cukup puas dan 5,5% yang sangat puas. Angka ini secara jelas mengindikasikan penerimaan positif masyarakat terhadap upaya pemerintah di sektor perumahan.
“Yang lebih krusial, Program Tiga Juta Rumah terbukti memiliki korelasi kuat dengan kepuasan kinerja Presiden,” tegas Burhanuddin, menggarisbawahi betapa pentingnya program ini dalam persepsi publik terhadap kepemimpinan nasional. Temuan ini menegaskan bahwa kebijakan pro-rakyat seperti penyediaan perumahan memiliki potensi besar untuk meningkatkan dukungan dan kepercayaan publik terhadap pemerintah.
Survei yang dilakukan Indikator Politik Indonesia ini menggunakan metode tatap muka langsung, melibatkan 1.220 responden. Penelitian tersebut dilaksanakan dalam rentang waktu 20-27 Oktober 2025, dengan tingkat kepercayaan mencapai 95 persen, memastikan validitas dan akurasi data yang disajikan. (dil/jpnn)



