Ratusan pelajar dari empat sekolah di Kecamatan Kadungora, Garut, Jawa Barat, mengalami gejala keracunan massal yang diduga kuat bersumber dari santapan Makanan Bergizi Gratis (MBG). Insiden ini sontak mengejutkan banyak pihak, menyusul keluhan serentak dari para siswa.
Menurut penuturan Hari Triputuharja, Kepala Sekolah SMA Siti Aisyah Kadungora, insiden keracunan makanan ini mulai terkuak pada Rabu (17 September) lalu, saat para siswa mengeluhkan gejala tak biasa. Sebetulnya, berdasarkan kesaksian para korban, keluhan tersebut sudah mulai dirasakan sejak dini hari.
Hari menjelaskan, gejala awal yang dominan adalah sakit perut hebat, yang dirasakan mulai tengah malam hingga dini hari. Para siswa melaporkan telah buang air besar hingga empat sampai lima kali. Bahkan, saking parahnya kondisi, beberapa siswa yang sempat memaksakan diri masuk sekolah terpaksa harus kembali pulang karena tidak sanggup menahan sakit.
Meskipun demikian, Hari menuturkan bahwa secara kasat mata dan rasa, menu MBG yang dibagikan tidak menunjukkan keanehan; rasanya enak dan tidak tercium aroma asam atau mencurigakan. “Sebetulnya menunya enak, tidak terasa asam atau bagaimana pun. Namun, kami belum bisa berasumsi pasti apakah ini faktornya dari MBG atau bukan, karena saat ini masih dalam penelitian,” terang Hari, menekankan perlunya hasil investigasi lebih lanjut.
Terlepas dari belum adanya kepastian mengenai penyebab keracunan ini, Hari mengaku sangat terkejut melihat banyaknya siswa yang tiba-tiba mengalami gejala keracunan. Menyadari urgensi situasi, pihak sekolah segera mengambil langkah cepat dengan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait.
Hari melanjutkan, “Sebagai pihak penerima manfaat, kami langsung berkoordinasi dengan Puskesmas setempat.” Ia bersyukur atas respons cepat Puskesmas yang sigap datang ke sekolah untuk melakukan pemeriksaan. Beberapa pelajar yang kondisinya memerlukan penanganan lebih lanjut bahkan langsung dibawa ke Puskesmas. “Mudah-mudahan selanjutnya tidak ada apa-apa dan semua segera pulih,” pungkas Hari penuh harap, sambil menantikan hasil penyelidikan lebih lanjut terkait insiden keracunan massal di Kadungora ini.