NEW YORK. Bursa saham Amerika Serikat (AS) menunjukkan kekuatan signifikan pada penutupan perdagangan Rabu (9/10/2025). Reli masif pada saham teknologi menjadi motor penggerak utama, berhasil meredam kekhawatiran investor terhadap potensi arah kebijakan moneter bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed).
Alhasil, Indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite berhasil mencatat rekor penutupan tertinggi sepanjang sejarah. Di sisi lain, Dow Jones Industrial Average hanya berakhir nyaris stagnan, menunjukkan divergensi kekuatan di pasar.
Dominasi Nasdaq terlihat jelas, dengan lonjakan terbesar yang didorong oleh performa gemilang saham-saham raksasa di sektor kecerdasan buatan (AI). Teknologi AI memang telah menjadi pendorong utama pasar sepanjang tahun ini, menarik perhatian dan investasi besar.
Secara lebih rinci, Dow Jones Industrial Average terpangkas tipis 1,20 poin atau 0,00% ke level 46.601,78. Sementara itu, S&P 500 melonjak 39,13 poin atau 0,58% mencapai 6.753,72, dan Nasdaq Composite memimpin dengan kenaikan impresif 255,02 poin atau 1,12% menuju 23.043,38.
Wall Street: S&P 500 Catat Rekor Baru, Saham General Motors Anjlok Terimbas Tarif AS
Dalam tinjauan sektor, teknologi kembali menjadi penggerak terbesar dari 11 sektor utama di S&P 500. Di sisi lain, sektor energi harus menelan pil pahit dengan mencatat penurunan terdalam pada perdagangan kali ini.
Perhatian pasar tertuju pada saham chip yang bersinar sebagai bintang utama perdagangan, sedangkan sektor energi, barang konsumsi pokok, dan emiten properti perumahan menunjukkan kinerja yang kurang memuaskan. Bahkan, data terbaru dari Mortgage Bankers Association mengungkap adanya penurunan permintaan kredit pemilikan rumah (KPR) sebesar 4,7% pada pekan lalu, meskipun sempat diwarnai pelandaian suku bunga.
“Pasar saat ini masih didominasi euforia pertumbuhan agresif, terutama dari deretan kesepakatan bisnis terkait AI,” ujar Bill Merz, Kepala Riset Pasar Modal U.S. Bank Wealth Management di Minneapolis. Ia menambahkan, “Apa pun yang berkaitan dengan AI langsung menyita perhatian investor,” menegaskan tren dominan saat ini.
Namun, di tengah euforia tersebut, meningkatnya ketidakpastian ekonomi dan geopolitik global mendorong investor untuk memburu aset aman. Kondisi ini terpancar jelas dari harga emas yang menembus level fantastis US$ 4.000 per ons, memicu penguatan signifikan pada saham-saham tambang emas seperti Newmont dan Gold Fields.
Wall Street Mixed, S&P 500 dan Nasdaq Catat Rekor Lagi, Terangkat Saham Alphabet
Kendati demikian, pasar saham AS juga masih diselimuti ketidakpastian akibat penutupan pemerintahan (government shutdown) yang kini telah memasuki hari kedelapan.
Situasi ini menyebabkan pelaku pasar kekurangan akses terhadap data ekonomi resmi, setidaknya hingga musim laporan keuangan kuartal III dimulai pekan depan. Akibatnya, fokus investor beralih pada risalah rapat terakhir Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) dari The Fed, guna mencari petunjuk mengenai arah kebijakan suku bunga.
Risalah tersebut mengindikasikan adanya perbedaan pandangan di internal The Fed. Beberapa pejabat menyuarakan kekhawatiran akan potensi risiko di pasar tenaga kerja, sedangkan sebagian lainnya tetap menjaga kewaspadaan terhadap ancaman inflasi. Meskipun demikian, mayoritas anggota mengisyaratkan kemungkinan pelonggaran kebijakan moneter tahun ini, meskipun waktu dan laju pelonggaran tersebut masih belum pasti.
Zachary Hill, Kepala Manajemen Portofolio Horizon Investments di Charlotte, North Carolina, menyoroti, “Isu utama saat ini adalah seberapa dalam pemangkasan suku bunga The Fed.” Ia menambahkan, “Masalahnya makin rumit karena absennya data ekonomi resmi akibat penutupan pemerintahan,” memperkeruh proyeksi pasar.
Meski demikian, pasar uang kini telah mencerna kemungkinan tersebut, dengan perkiraan peluang mencapai 92,5% bahwa The Fed akan memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin pada rapat krusial di akhir Oktober mendatang.
Wall Street Mixed, S&P 500 dan Nasdaq Catat Rekor Tertinggi Terangkat Saham Alphabet
Beberapa saham yang berhasil mencuri perhatian investor antara lain Datadog yang melonjak 6,2% setelah Bernstein merevisi naik target harganya. Tak kalah impresif, Dell terbang 9,1% menyusul peningkatan target harga dari sejumlah broker besar.
Selain itu, Freeport-McMoRan menguat 5,3% setelah Citigroup meningkatkan rekomendasinya menjadi “buy”. Sementara itu, AMD mencetak kenaikan fantastis 11,4% pada hari itu, menambah lonjakan lebih dari 43% yang telah dicatatnya dalam sepekan terakhir.
Namun, tidak semua saham bersinar. Joby Aviation justru anjlok 8,1% setelah mengumumkan penawaran penjualan saham senilai US$ 514 juta dengan diskon harga. Demikian pula, Fair Isaac Corp tertekan hampir 10% menyusul pengumuman Equifax yang berencana menawarkan skor kredit hipotek dengan biaya lebih terjangkau.
Aktivitas perdagangan di bursa AS menunjukkan volume yang tinggi, mencapai 20,7 miliar lembar saham, melampaui rata-rata 20 hari terakhir sebesar 19,63 miliar. Di NYSE, jumlah saham yang menguat mengungguli yang melemah dengan rasio 1,74:1, sementara di Nasdaq, rasio tersebut sedikit lebih tinggi, yaitu 1,81:1, menegaskan sentimen positif yang mendominasi.