Tren ini, menurut data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), merupakan bagian dari peningkatan signifikan penerbitan obligasi korporasi sejak Juli hingga Agustus 2025. Bulan Juli saja mencatat angka fantastis, yaitu Rp 42,9 triliun. Angka ini dinilai Kepala Ekonom Permata Bank, Josua Pardede, sebagai yang tertinggi sepanjang tahun ini dan jauh di atas rata-rata mingguan semester I-2025.
Josua menjelaskan bahwa lonjakan ini sejalan dengan pola musiman, di mana emiten cenderung lebih aktif menerbitkan surat utang pada paruh kedua tahun. Ia memprediksi kinerja obligasi korporasi akan lebih baik daripada obligasi pemerintah hingga akhir tahun, berbeda dengan paruh kedua tahun lalu yang lesu akibat suku bunga tinggi. “Dengan spread yield korporasi yang masih menarik di atas Surat Berharga Negara (SBN), penerbitan di semester II-2025 diproyeksikan lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu,” jelasnya kepada Kontan, Sabtu (30/8/2025).
Prospek ini didorong oleh tren penurunan yield, membuat return obligasi korporasi tetap atraktif. Data Pefindo per 22 Agustus 2025 menunjukkan yield rata-rata obligasi sebagai berikut: AAA tenor 3-5 tahun di 6,2-6,6%, AA tenor 3-5 tahun: 6,5-6,9%, A tenor 3-5 tahun: 7,8-8,3%, dan BBB tenor 3-5 tahun: 9,3-10,3%. Josua memperkirakan total return obligasi korporasi di semester II-2025 akan mencapai 7-9% untuk investment grade (AAA-A) dan 9-10% untuk BBB, sebuah outlook yang lebih positif dibanding semester II-2024 yang stagnan.
Senada dengan Josua, Direktur Panin Asset Management, Rudiyanto, melihat korporasi akan lebih agresif menerbitkan obligasi di paruh kedua tahun ini. “Obligasi yang terbit bukan hanya yang baru, tetapi juga untuk refinancing,” jelasnya kepada Kontan, Jumat (29/8/2025). Selain refinancing, peluang kupon lebih rendah seiring tren penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) menjadi katalis tambahan. Rudiyanto menyimpulkan, “Kupon akan turun mengikuti BI rate, sedangkan outlook kisaran return obligasi korporasi sangat tergantung emiten dan rating.” Pefindo Siapkan Layanan Pemeringkatan Reksadana dan Manajer Investasi