Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah bergerak cepat menetapkan tersangka usai menggelar operasi tangkap tangan (OTT) yang menjaring Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer, atau akrab disapa Noel. Penetapan status hukum ini menandai perkembangan krusial dalam upaya pemberantasan korupsi di lingkungan pemerintahan.
Juru bicara KPK, Budi Prasetyo, mengonfirmasi penetapan tersangka ini dilakukan setelah ekspose atau gelar perkara pada Kamis malam. “Bahwa tadi malam sudah dilakukan ekspose dan sudah ditetapkan status hukum para pihak yang diamankan,” ujar Budi kepada awak media pada Jumat (22/8). Ia menegaskan, keputusan ini diambil dalam waktu kurang dari 1×24 jam, sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku, menunjukkan kesigapan lembaga antirasuah.
Namun, identitas para pihak yang telah ditetapkan sebagai tersangka masih dirahasiakan. Budi Prasetyo menyatakan, rincian lengkap mengenai jumlah tersangka, nama-nama mereka, kronologi detail operasi tangkap tangan, serta konstruksi perkara yang menjerat, akan diungkap ke publik dalam konferensi pers yang direncanakan berlangsung siang atau sore hari pada hari yang sama. Hal ini menumbuhkan antisipasi publik terhadap pengungkapan lebih lanjut.
Penangkapan Immanuel Ebenezer alias Wamenaker Noel sendiri terjadi pada Rabu malam (20/8). Dalam operasi senyap tersebut, total 14 orang, termasuk Noel, berhasil diamankan dan langsung dibawa ke markas KPK untuk menjalani pemeriksaan intensif. Hingga berita ini diturunkan, pemeriksaan terhadap seluruh pihak yang diamankan masih berlangsung demi mengumpulkan bukti-bukti.
Penyelidikan mendalam mengungkapkan bahwa operasi tangkap tangan ini berkaitan erat dengan dugaan praktik pemerasan yang menargetkan sejumlah perusahaan dalam pengurusan sertifikasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Praktik lancung ini diduga telah berlangsung cukup lama, bahkan disebut-sebut sudah berjalan sejak tahun 2019. Meskipun nilai pasti pemerasan belum dikonfirmasi oleh KPK, indikasi periode waktu yang panjang mengisyaratkan skala perkara yang signifikan.
Kasus ini sontak menarik perhatian dan memicu keprihatinan mendalam dari Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli. Ia mengakui, insiden ini merupakan “pukulan telak” bagi kementeriannya, seraya menegaskan penghormatan penuh terhadap proses hukum yang sedang dijalankan oleh KPK. Reaksi ini menekankan komitmen kementerian untuk mendukung upaya penegakan hukum dan pemberantasan korupsi.