Tragedi pembunuhan menggemparkan terjadi di Halmahera Timur, Maluku Utara. Aditya Hanafi (27), pegawai Badan Pusat Statistik (BPS), tega menghabisi nyawa koleganya, Karya Listyanti Pertiwi atau Tiwi (30), asal Magelang, Jawa Tengah. Peristiwa ini menyisakan duka mendalam bagi keluarga korban dan mengguncang ketenangan lingkungan kerja BPS setempat.
Tiwi, yang tinggal di rumah dinas BPS Kecamatan Kota Maba, berbagi tempat tinggal dengan Almira Fajriyanti Marsaoly—calon istri Aditya—meski di kamar yang berbeda. Kedekatan tempat tinggal ini menambah lapisan ironi pada kasus tersebut.
Motif pembunuhan dilatarbelakangi masalah keuangan Aditya. Menurut Kapolres Halmahera Timur, AKBP Bobby Kusuma Ardiansyah, Aditya terlilit utang bank yang ia gunakan untuk bermain judi online. “Ia pakai uang itu untuk bermain judi online dan kalah dalam satu malam, sisa rekeningnya Rp 0 padahal dia mau menikah,” ungkap Bobby pada Selasa (12/8).
Kehabisan uang, Aditya nekat meminjam Rp 30 juta kepada Tiwi. Namun, ketika permintaannya ditolak, Aditya memaksa Tiwi untuk memberikan akses pin rekening banknya. Akibatnya, Aditya berhasil menguras rekening Tiwi hingga Rp 89 juta. Ia mentransfer Rp 38 juta ke akun GoPay miliknya dan mencairkan pinjaman online atas nama Tiwi.
Setelah berhasil menguras rekening korban, Aditya melakukan tindakan keji. Ia membekap Tiwi menggunakan bantal hingga tewas. Kekejaman tindakan ini semakin mempertegas betapa terencana dan sadisnya pembunuhan tersebut.
Pada tanggal 5 Agustus 2025, Aditya menyerahkan diri kepada pihak berwajib. Ia sadar bahwa polisi sedang memburunya. Atas perbuatannya, Aditya dijerat dengan pasal pembunuhan berencana, dengan ancaman hukuman maksimal hukuman mati.
“Untuk pasal yang kita gunakan adalah Pasal 340 dan/atau 339 dan 338 subsider 351 ayat 3 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. Untuk ancaman hukuman maksimal hukuman mati atau 20 tahun penjara,” tegas Kapolsek Maba Selatan, Ipda Habiem Ramadya. Kasus ini menjadi pengingat akan bahaya judi online dan konsekuensi fatal dari tindakan kriminal yang didorong oleh permasalahan finansial.