Jakarta – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, dan Perdana Menteri (PM) Inggris, Keir Starmer, baru-baru ini menggelar pertemuan virtual yang menjanjikan era baru dalam hubungan bilateral kedua negara (22/11).
Pertemuan yang dilakukan melalui konferensi video ini menjadi fondasi penting bagi peluncuran resmi Indonesia–UK Strategic Partnership. Kemitraan strategis yang direncanakan pada awal tahun depan ini diharapkan menjadi momen bersejarah yang mempererat kerja sama antara Indonesia dan Inggris.
Salah satu fokus utama dalam diskusi tersebut adalah penguatan kerja sama di sektor maritim. Prabowo dan Starmer sepakat untuk memperkuat Maritime Partnership Program (MPP), sebuah inisiatif penting yang mencakup kolaborasi dalam keamanan laut, pertukaran informasi strategis, dan peningkatan kapasitas penegakan hukum maritim.
Menurut informasi dari situs resmi Babcock International, perusahaan pertahanan terkemuka Inggris, MPP antara Indonesia dan Inggris tidak hanya berhenti pada keamanan. Program ini juga mencakup kolaborasi ambisius dalam pembangunan lebih dari 1.000 kapal penangkap ikan, serta pengembangan armada pertahanan laut Indonesia.
Berbeda dengan model pengadaan konvensional yang mengandalkan impor kapal utuh, proyek ini akan mengedepankan pembangunan kapal di Indonesia dengan memanfaatkan keahlian dan teknologi canggih dari Inggris. Pendekatan ini diharapkan dapat mentransfer pengetahuan dan keterampilan, sekaligus mendorong pertumbuhan industri maritim lokal.
“Melalui kemitraan yang bersejarah ini, kita akan mengembangkan dan membangun kapal-kapal tersebut di dalam negeri, dengan dukungan keahlian, pengalaman, dan teknologi dari Inggris. Program ini menandai babak baru hubungan bilateral Indonesia-Inggris,” tegas Prabowo, seperti dilansir dari situs resmi Babcock.
Kemitraan strategis ini memiliki nilai investasi yang signifikan, mencapai £4 miliar (setara dengan sekitar Rp87,7 triliun). Implementasinya akan dilakukan melalui sinergi antara perusahaan galangan kapal Indonesia dan Babcock International. Tujuan utamanya adalah memperkuat industri perkapalan nasional, meningkatkan pertahanan maritim, dan mendukung agenda ketahanan pangan nasional melalui optimalisasi hasil laut.
“Kolaborasi ini akan mendorong ekonomi kedua negara, menciptakan lapangan kerja berkualitas, memajukan kemampuan pertahanan dan industri perkapalan Indonesia, dan yang terpenting, kerja sama ini juga akan memberdayakan nelayan lokal dan masyarakat pesisir, serta menghadirkan peluang ekonomi yang signifikan,” jelas Prabowo.
Di Indonesia, program ini akan memicu investasi besar di sektor galangan kapal dalam negeri, merevitalisasi komunitas nelayan yang merupakan tulang punggung ekonomi maritim, memperkuat pertahanan dan keamanan maritim, serta meningkatkan ketahanan pangan—yang merupakan salah satu prioritas utama pemerintah Indonesia saat ini.
PM Inggris, Keir Starmer, menambahkan bahwa kesepakatan dengan Indonesia ini adalah contoh nyata bagaimana kemitraan internasional yang solid dapat memberikan manfaat nyata bagi masyarakat di kedua negara, termasuk penciptaan lapangan kerja baru, peningkatan kesempatan ekonomi, dan pendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
“Dan sebagai salah satu mitra terdekat kami di G20, hal ini semakin menegaskan komitmen bersama terhadap stabilitas global sekaligus memperkuat keamanan nasional kedua negara,” imbuhnya.
Selain kerja sama maritim, Starmer juga menyampaikan dukungan penuh terhadap rencana ekspansi kehadiran universitas-universitas terkemuka Inggris di Indonesia. Pemerintah Inggris juga berkomitmen untuk menyediakan hingga 10.000 beasiswa bagi pelajar Indonesia, sebagai bentuk investasi dalam pengembangan sumber daya manusia.
Lebih jauh dari isu bilateral, kedua pemimpin juga bertukar pandangan mengenai perkembangan situasi terkini di Gaza. Prabowo dan Starmer menekankan pentingnya pembentukan *stabilisation force* internasional untuk melindungi warga sipil yang rentan dan memastikan bantuan kemanusiaan dapat menjangkau mereka yang membutuhkan tanpa hambatan.



