Berita mengenai pernyataan Presiden Prabowo Subianto tentang pentingnya penguasaan sektor pangan bagi keamanan bangsa, dan tanggapan Menteri Keuangan Sri Mulyani terkait keraguan atas data pertumbuhan ekonomi, menjadi sorotan utama di kumparanBisnis pada Rabu (6/8).
Prabowo Subianto: Kedaulatan Pangan, Jaminan Keamanan Bangsa
Dalam sidang kabinet paripurna di Istana Negara, Jakarta, Presiden Prabowo Subianto menegaskan produksi pangan sebagai isu strategis yang tak bisa dinegosiasikan dalam pembangunan ekonomi nasional. Beliau menekankan kemandirian pangan sebagai pilar utama kekuatan negara di tengah kompleksitas krisis global. Ketegangan geopolitik dan tekanan geoekonomi saat ini, menurut Prabowo, menjadikan kemampuan untuk memberi makan rakyat sendiri sebagai penentu keberlangsungan hidup bangsa.
“Sejak lama saya berkeyakinan bahwa apa pun terjadi, bangsa kita akan aman kalau kita kuasai pangan kita. Jika kita bisa mengamankan pangan kita, kita bisa menjamin bahwa kita mampu memberi makan rakyat kita setiap hari, setiap minggu, setiap bulan, setiap tahun,” tegas Prabowo. Ia menambahkan bahwa tidak ada negara yang mampu mencapai kemerdekaan dan kedaulatan sejati tanpa kemampuan memproduksi pangan sendiri.
Sri Mulyani: Kepercayaan pada Data Pertumbuhan Ekonomi BPS
Menanggapi keraguan publik terhadap data pertumbuhan ekonomi kuartal II 2025 yang mencapai 5,12 persen secara tahunan (year on year/yoy), Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan penegasan. Beliau menyatakan keyakinannya penuh pada integritas Badan Pusat Statistik (BPS) sebagai lembaga yang bertanggung jawab atas data tersebut.
“Ya, kita selama ini menggunakan BPS. Jadi BPS tentunya menjelaskan mengenai datanya, metodologinya, sumber informasinya. Kita tetap percaya BPS,” tegas Sri Mulyani kepada wartawan di kompleks Istana Negara. Pemerintah, lanjut Sri Mulyani, akan terus mengacu pada seluruh indikator ekonomi dari BPS, termasuk data konsumsi rumah tangga. “Kita melihat semua indikator berdasarkan BPS. Data signifikan mengenai rumah tangga juga dari mereka. Jadi saya rasa BPS tetap berpegang pada integritas datanya,” ujarnya.