Rekomendasi Saham Analis: IHSG Menguat Jumat

Posted on


caristyle.co.id JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada perdagangan Kamis (21/8/2025), turun 0,67% atau 53,11 poin ke level 7.890,71. Penurunan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yang akan kita bahas lebih lanjut.

Secara sektoral, pergerakan IHSG menunjukkan tren yang beragam. Sektor energi mengalami penurunan signifikan sebesar 2,40%, sementara sektor industri justru mengalami penguatan sebesar 1,40%. Kontras ini menjadi salah satu indikator utama pelemahan IHSG.

Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, menilai pelemahan IHSG disebabkan oleh beban dari sektor energi dan keuangan. Emiten-emiten konglomerasi juga turut memberikan tekanan terhadap pergerakan indeks. Meskipun demikian, proyeksi untuk perdagangan Jumat (22/8/2025) masih menunjukkan potensi penguatan. Herditya memprediksi IHSG akan bergerak di level support 7.848 dan resistance 7.911.

Pandangan berbeda disampaikan oleh Alrich Paskalis Tambolang, Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas. Ia melihat koreksi IHSG hari ini sebagai hasil dari aksi profit taking pada beberapa saham berkapitalisasi besar. “Secara teknikal, meskipun tren IHSG dalam jangka menengah panjang masih bullish, beberapa indikator menunjukkan potensi koreksi jangka pendek,” jelas Alrich kepada Kontan. Oleh karena itu, ia memprediksi IHSG akan bergerak sideways cenderung melemah, dengan rentang support 7.800 dan resistance 7.930.

Salah satu faktor yang mempengaruhi koreksi IHSG adalah defisit neraca transaksi berjalan Indonesia pada kuartal II 2025 yang mencapai US$ 3 miliar. Angka ini meningkat dari defisit US$ 228 juta di kuartal I dan relatif sama dengan kuartal II tahun sebelumnya. Defisit ini menandai defisit neraca transaksi berjalan selama sembilan triwulan berturut-turut, dan merupakan defisit terbesar sejak kuartal II 2024, setara dengan 0,8% Produk Domestik Bruto (PDB). Bank Indonesia sendiri menargetkan defisit transaksi berjalan sekitar 0,5%-1,3% PDB tahun ini.

Investor juga akan mencermati data uang beredar M2 bulan Juli, yang diperkirakan naik 6,7% YoY, lebih tinggi dari pertumbuhan 6,5% YoY di bulan Juni. Alrich menjelaskan, “Akselerasi jumlah uang beredar M2 menandakan aktivitas ekonomi dan likuiditas mulai meningkat, yang disinyalir salah satunya berkat pemangkasan BI rate (suku bunga acuan) serta adanya bansos dari pemerintah.”

Dari Amerika Serikat, pasar akan menantikan pidato Chairman The Fed, Jerome Powell, pada simposium di Jackson Hole. Mengantisipasi hal tersebut, Alrich merekomendasikan saham-saham PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA), PT Elnusa Tbk (ELSA), PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI), PT Cipta Niaga Multiguna Tbk (CNMA), dan PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR).

JPFA Chart by TradingView

Sementara itu, Herditya Wicaksana merekomendasikan investor untuk mencermati saham PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) dengan rentang support Rp 1.355 dan resistance Rp 1.420, saham PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk dengan support Rp 16.575 dan resistance Rp 17.125, serta saham PT Krakatau Steel Tbk di rentang Rp 306 dan Rp 314 per saham.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *