caristyle.co.id – JAKARTA. Sektor properti di Indonesia diproyeksikan akan menunjukkan performa cemerlang pada semester II – 2025. Optimisme ini didorong oleh dua katalis utama: penurunan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI) yang menciptakan lingkungan pembiayaan lebih kondusif, serta perpanjangan insentif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Ditanggung Pemerintah (DTP) yang merangsang daya beli konsumen. Kombinasi faktor ini diperkirakan akan menjadi angin segar bagi para emiten di sektor properti, mendorong pertumbuhan penjualan dan pendapatan.
Menyikapi prospek positif ini, sejumlah analis pasar modal telah mengeluarkan rekomendasi saham emiten properti pilihan mereka. Bagi para investor yang mencari peluang di pasar modal, berikut adalah ulasan komprehensif rekomendasi saham sektor properti yang patut dicermati untuk perdagangan Senin, 29 September 2025.
1. PT Ciputra Development Tbk (CTRA)
PT Ciputra Development Tbk (CTRA) berhasil membukukan kinerja impresif dengan penjualan dan pendapatan usaha mencapai Rp 5,88 triliun per semester I – 2025, melesat 16,76% secara tahunan (YoY). Dengan target presales sebesar Rp 11 triliun untuk tahun ini, CTRA menunjukkan ambisi kuat di pasar. Perseroan memiliki portofolio proyek yang tersebar luas di hampir seluruh ibu kota provinsi, dengan segmen rumah tapak sebagai kontributor utama dalam penjualan. Strategi diversifikasi produk dengan segmentasi harga yang beragam memungkinkan CTRA menjangkau pasar yang lebih luas. Manajemen juga menyoroti bahwa porsi terbesar pembeli properti CTRA berasal dari segmen menengah atas (middle-up), yang relatif tangguh terhadap fluktuasi daya beli. Melihat fundamental kuat ini, James Stanley dari Henan Sekuritas merekomendasikan Buy untuk saham CTRA dengan target harga Rp 1.040.
IHSG Diprediksi Menguat Terbatas untuk Perdagangan Senin (29/9)
2. PT Pakuwon Jati Tbk (PWON)
PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) menunjukkan pertumbuhan pendapatan pada semester I – 2025, mencapai Rp 3,37 triliun atau naik 3,43% secara tahunan. Kinerja positif ini utamanya ditopang oleh segmen pendapatan berulang (recurring income) yang menguat signifikan sebesar 10% YoY, menandakan stabilitas operasional perseroan. Dalam upaya menjaga relevansi dan daya tarik, manajemen PWON terus berinovasi dan menyegarkan ide-ide baru, termasuk optimalisasi penggunaan media sosial untuk memperluas jangkauan promosi kepada konsumen. Sebagai langkah strategis ke depan, PWON pada pertengahan Agustus 2025 memulai groundbreaking pekerjaan soil improvement untuk perkuatan lereng pada proyek Pakuwon Mall Semarang, dengan harapan tahap pertama mal tersebut dapat beroperasi pada tahun 2029. Achmad Yaki dari BCA Sekuritas memberikan rekomendasi Buy on Weakness untuk PWON, dengan target harga Rp 398.
3. PT Summarecon Agung Tbk (SMRA)
PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) mencatatkan pendapatan sebesar Rp 4,6 triliun pada semester I – 2025, turun 19,3% secara tahunan. Penurunan ini disebabkan oleh basis tinggi tahun sebelumnya akibat percepatan serah terima yang didorong oleh pembebasan PPN, bukan karena fundamental yang melemah. Uniknya, di tengah penurunan pendapatan, marketing sales SMRA justru melonjak 12,9% YoY menjadi Rp 2,2 triliun pada periode yang sama. Kenaikan ini didukung oleh permintaan kuat untuk klaster-klaster baru di Serpong, Bandung, dan Crown Gading, menunjukkan daya tarik produk SMRA. Meskipun demikian, Steven Gunawan dari KB Valbury Sekuritas dalam risetnya pada 19 September 2025 mengingatkan bahwa meskipun pemangkasan suku bunga BI seharusnya mendukung industri properti, risiko seperti permintaan yang lemah, kenaikan biaya material, dan persaingan yang ketat tetap perlu diwaspadai. Dengan pertimbangan tersebut, SMRA direkomendasikan Buy dengan target harga Rp 520.
Prediksi IHSG dan Rekomendasi Saham, Senin (29/9/2025)
4. PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE)
PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) menunjukkan performa solid dengan marketing sales ruko sebesar Rp 1,26 triliun pada semester I – 2025, menyumbang sekitar 25% dari total marketing sales perseroan yang mencapai Rp 5,08 triliun. Keunggulan BSDE terletak pada cadangan lahan yang luas, tercatat lebih dari 4.380 hektar senilai Rp 17,55 triliun per Juni 2025, dengan porsi terbesar terpusat di BSD City. Aset lahan yang masif ini menjadi fondasi kuat bagi pertumbuhan jangka panjang BSDE. Saat ini, perseroan sedang gencar mengembangkan kawasan BSD City Tahap III seluas 2.450 hektar dari total izin kawasan ±5.950 hektar yang dimilikinya. Dalam waktu dekat, BSDE berencana meluncurkan produk ruko baru di BSD City serta hunian inovatif di proyek Grand Wisata dan Kota Wisata. Melihat potensi pertumbuhan yang besar ini, Herditya Wicaksana dari MNC Sekuritas memberikan rekomendasi Speculative Buy untuk saham BSDE dengan target harga Rp 1.090.