
Bisnis.com, JAKARTA – PT Abadi Lestari Indonesia Tbk. (RLCO) berencana memperluas eksposur perseroan ke sejumlah negara setelah resmi menjadi perusahaan ke-25 yang melakukan aksi pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Rencana ekspansi ke sejumlah negara baru itu sejalan dengan target kontribusi ekspor yang mencapai 80% dari total pendapatan perseroan. Dengan kata lain, memperluas pasar ekspor menjadi salah satu fokus utama RLCO pada 2026.
Direktur Utama Abadi Lestari Edwin Pranata menerangkan bahwa selama ini, terdapat sejumlah negara utama yang menjadi target ekspor perseroan. Dalam prospektusnya, beberapa negara yang menjadi target ekspor perseroan antara lain China, Hong Kong, hingga Amerika Serikat.
“Kami akan menambah negara seperti Thailand, Vietnam, dan AS dalam bentuk produk olahan,” katanya saat ditemui di Bursa, Senin (8/12/2025).
: IPO Abadi Lestari (RLCO), Saham Langsung ARA
Nantinya, penambahan eksposur terhadap tiga negara tersebut diharapkan mampu mendorong sedikitnya 10% terhadap total pendapatan RLCO pada 2026. Dengan begitu, target sekitar 80% kontribusi ekspor diharapkan bisa tercapai dengan cepat.
Diperinci, aksi ekspor ke Thailand akan berlangsung pada kuartal II/2026 dan Amerika Serikat pada kuartal IV/2026. Sementara pasar Vietnam telah dieksplor oleh perseroan pada kuartal IV/2025. Pasar Filipina juga direncanakan akan disasar perseroan pada tahun mendatang.
“Amerika akan jadi salah satu pasar non-Asia yang akan kami sasar karena Amerika kan punya komunitas penduduk Asia yang sangat besar,” katanya.
Nantinya, ekspor akan dilakukan RLCO melalui entitas anak, dengan memperdagangkan produk olahan, seperti minuman sarang burung walet dengan merek baru. Fokus utama ekspor adalah produk dengan branding kesehatan.
“Memang karena market daripada wellness atau market medicine, suplemen, dan vitamin itu sangat besar dan terutama produk jenis sarang burung walet itu sudah diterima,” tambahnya.
Mengacu prospektusnya, emiten eksportir minuman sarang burung walet ini akan memanfaatkan seluruh dana yang dihimpun dalam penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) untuk membeli sarang burung walet sebagai modal kerja. Sebesar 56,33% bakal dialokasikan untuk pemenuhan modal kerja RLCO dalam rencana pembelian sarang burung walet.
Sementara itu, sebesar 43,67% bakal dialokasikan kepada PT Realfood Winta Asia (RWA) sebagai penyertaan modal untuk melakukan pembelian sarang burung walet. Abadi Lestari Indonesia menggenggam 93,75% saham RWA.
Perusahaan ini berlokasi di Bojonegoro, Jawa Timur dan telah didirikan sejak 2014. Sejak saat itu, RLCO telah melakukan ekspor terhadap sarang burung walet sebagai lini usaha utamanya.
Di pasar internasional, produk RLCO telah menembus pasar China, Hong Kong, hingga AS. Di sisi operasional, Abadi Lestari Indonesia memiliki kapasitas produksi untuk sarang burung walet mencapai 32 ton per Mei 2025.
Selain itu, RLCO juga memiliki kapasitas produksi 5,40 juta unit consumer goods jar, 2,52 juta unit produksi jelly, dan 1,29 juta unit kapasitas produksi powder yang dijalankan oleh anak usaha.
Beberapa portofolio perseroan antara lain minuman sarang burung walet, kaldu ayam, suplemen kolagen, dan nutrisi berbasis protein.
“Perseroan tumbuh dari eksportir sarang burung walet menjadi salah satu pemimpin kesehatan konsumen di Indonesia. Menyelaraskan diri dengan perubahan preferensi konsumen dan kebutuhan kesehatan, perseroan bertransformasi dari ekspor bahan mentah menjadi produsen untuk produk Superfood melalui anak usaha,” kata manajemen dalam prospektusnya.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.



