Revisi Sejarah Nasional 2025: Target Fadli Zon, Bocoran Isinya!

Posted on

Menteri Kebudayaan Fadli Zon menargetkan peluncuran revisi sejarah nasional Indonesia (SNI) atau penulisan ulang catatan sejarah nasional dapat rampung pada bulan depan, yakni Desember tahun ini. Proyek monumental penulisan sejarah ini, menurut Fadli, telah selesai sejak Agustus lalu dan kini sedang memasuki tahapan krusial: proses penyuntingan. “Mudah-mudahan nanti bulan depan,” ujar Fadli di Istana Merdeka Jakarta pada Rabu (5/11), menyoroti harapan besar terhadap penyelesaian proyek ini.

Politisi dari Partai Gerindra itu mengungkapkan bahwa penulisan ulang catatan SNI ini melibatkan kolaborasi masif dari ratusan sejarawan yang berasal dari 34 perguruan tinggi di seluruh Indonesia. Fadli menekankan betapa pentingnya serangkaian tahapan penyuntingan yang ketat sebelum buku sejarah nasional Indonesia teranyar ini akhirnya dapat diterbitkan ke publik. Rangkaian proses tersebut meliputi penyuntingan konten secara mendalam, penyuntingan oleh editor umum, pengecekan bahasa atau proofreading yang teliti, hingga tahapan penyusunan fisik buku oleh editor jilid.

Tidak hanya berfokus pada revisi SNI, Fadli Zon juga menyampaikan rencana ambisius pihaknya untuk menerbitkan buku-buku sejarah lain pada tahun depan. Koleksi ini akan mencakup berbagai babak penting dalam perjalanan bangsa, mulai dari sejarah kemerdekaan, perang mempertahankan kemerdekaan, hingga narasi sejarah kerajaan-kerajaan besar Nusantara seperti Majapahit, Pajajaran, dan Sriwijaya, memperkaya khazanah sejarah Indonesia.

Fadli Zon menjelaskan bahwa proyek penulisan sejarah nasional terbaru ini dirancang untuk menyisipkan temuan-temuan terbaru di bidang sejarah. Cakupan pembaharuan ini sangat luas, menjangkau era masa prasejarah hingga perkembangan politik kontemporer, memastikan catatan sejarah yang relevan dan mutakhir. Namun, penting untuk digarisbawahi bahwa proyek pembaharuan sejarah nasional ini tidak akan menyentuh banyak aspek mengenai narasi sejarah seperti tragedi 1965 maupun masa Reformasi 1998 secara mendalam. Pembaruan ini tidak dimaksudkan untuk menghapus atau memutarbalikkan fakta sejarah, melainkan untuk memperkaya dan menyempurnakan pemahaman berdasarkan data terkini.

Rencana mengenai proyek penulisan ulang catatan sejarah nasional Indonesia ini telah mulai berjalan sejak tahun lalu, menunjukkan komitmen jangka panjang. Menurut Fadli, revisi akan dilakukan pada berbagai babak sejarah Indonesia, dengan salah satu fokus utamanya adalah sejarah zaman prasejarah. Ia mencontohkan, revisi sejarah zaman prasejarah akan merujuk pada penelitian terbaru yang menunjukkan bahwa sejarah peradaban di kawasan Indonesia ternyata jauh lebih tua. Misalnya, penelitian terbaru terkait prasejarah dengan ditemukannya Gua Leang-Leang Maros yang semula diduga berusia 5.000 tahun, ternyata kini terbukti sudah berusia antara 40.000 hingga 52.000 tahun, sebuah penemuan yang merevolusi pemahaman kita tentang awal mula peradaban di Nusantara.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *