caristyle.co.id – JAKARTA. Rupiah menunjukkan sedikit penguatan pada penutupan perdagangan Jumat (21/11/2025). Namun, secara keseluruhan dalam sepekan terakhir, mata uang Garuda ini masih mengalami pelemahan. Bahkan, tekanan terhadap rupiah diperkirakan masih akan berlanjut pada awal pekan depan.
Data Bloomberg mencatat, kurs rupiah spot menguat tipis 0,12% menjadi Rp 16.716 per dolar AS pada Jumat (21/11). Kendati demikian, jika dibandingkan dengan posisi Jumat (14/11) pekan lalu yang berada di Rp 16.707 per dolar AS, rupiah tercatat melemah 0,05% dalam sepekan.
Senada dengan itu, kurs rupiah Jisdor juga menguat 0,14% pada hari Jumat menjadi Rp 16.719 per dolar AS. Namun, secara mingguan, kurs rupiah Jisdor pun mengalami pelemahan sebesar 0,05% dari Rp 16.710 per dolar AS pada pekan sebelumnya.
Rebalancing MSCI Berlaku Efektif Mulai Selasa (25/11/2025), Ini Saran Analis
Lantas, faktor apa saja yang akan memengaruhi pergerakan rupiah di awal pekan depan? Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong, menyoroti beberapa sentimen yang berpotensi memengaruhi pergerakan rupiah pada hari Senin (24/11). Menurutnya, investor akan cenderung meragukan akurasi data-data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang perilisannya sempat tertunda selama sebulan.
Selain itu, kekhawatiran akan sentimen risk-off juga menjadi perhatian, terutama yang disebabkan oleh valuasi yang dinilai terlalu tinggi (lofty valuations) di sektor kecerdasan buatan (AI).
“Tidak ada data ekonomi penting baik dari dalam maupun luar negeri. Investor perlu mewaspadai sentimen risk-off yang kuat akibat kekhawatiran seputar bubble AI. Jika kondisi ini berlanjut, rupiah berpotensi melemah lebih dalam,” jelas Lukman kepada Kontan, Jumat (21/11/2025).
Di sisi lain, Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, mengungkapkan bahwa pergerakan rupiah juga didorong oleh data uang beredar dari Bank Indonesia (BI) yang tetap menunjukkan pertumbuhan positif. Pertumbuhan Aktiva Dalam Negeri Bersih yang menguat memberikan sinyal positif bagi aktivitas ekonomi Indonesia.
Sell-Off Global Bikin Cemas, Investor Bisa Lirik Aset Safe Haven Ini
“Data tersebut dirilis di tengah meningkatnya ketidakpastian eksternal, terutama setelah rilis data ekonomi terkait pasar tenaga kerja AS yang sebelumnya tertunda dan menunjukkan sinyal mixed,” imbuh Josua.
Dengan mempertimbangkan berbagai sentimen dan katalis tersebut, Lukman memperkirakan bahwa rupiah berpotensi melemah pada Senin (24/11/2025) apabila pasar ekuitas Eropa dan AS kembali melanjutkan tren sell-off. Ia memproyeksikan pergerakan rupiah akan berada di rentang Rp 16.650 – Rp 16.800 per dolar AS.
Sementara itu, Josua memprediksi rupiah akan bergerak dalam kisaran Rp 16.650 – Rp 16.775 per dolar AS.



