Rupiah Terbang Berkat The Fed? Proyeksi Suku Bunga Tak Agresif!

Posted on

JAKARTA – Kabar baik menghampiri pasar keuangan Indonesia! Rupiah menunjukkan taringnya dengan berhasil menguat pada penutupan perdagangan Jumat (21 November 2025) sore. Mata uang Garuda ini naik 20 poin atau sebesar 0,12 persen, bertengger di posisi Rp 16.716 per dolar AS, mengungguli posisi sebelumnya yang berada di Rp 16.736 per dolar AS. Sentimen positif ini juga tercermin pada kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia yang menguat ke level Rp 16.719 per dolar AS, dari sebelumnya Rp 16.742 per dolar AS.

Taufan Dimas Hareva, dari Research and Development Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX), mengungkapkan bahwa penguatan nilai tukar rupiah ini tak lepas dari kokohnya kebijakan domestik. “Rupiah menutup sesi perdagangan hari ini dengan kondisi yang menggembirakan, didorong oleh meredanya tekanan global dan solidnya dukungan dari kebijakan dalam negeri,” jelasnya.

Lebih lanjut, Taufan menjelaskan bahwa melemahnya dolar AS dari level tertingginya turut mengurangi tekanan eksternal terhadap rupiah. Hal ini terjadi setelah pasar menangkap sinyal bahwa Federal Reserve (The Fed) kemungkinan tidak akan seagresif yang diperkirakan dalam memangkas suku bunga pada Desember 2025.

Selain faktor eksternal, sentimen regional yang positif juga menjadi angin segar bagi rupiah. Mayoritas mata uang Asia turut mengalami apresiasi, memberikan ruang bagi rupiah untuk menguat di tengah kondisi risk-on yang mulai kembali menghangat. Dari dalam negeri, hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) menjadi katalis utama penguatan rupiah.

Keputusan BI untuk menahan suku bunga dan menegaskan fokus pada stabilisasi nilai tukar dinilai pasar sebagai langkah efektif untuk meredam volatilitas dan menjaga daya tarik aset rupiah. Pesan yang disampaikan BI, bahwa stance kebijakan akan tetap ketat demi mendukung stabilitas inflasi dan pasar keuangan, berhasil mendorong arus masuk portofolio secara bertahap.

“Kombinasi antara meredanya tekanan dolar AS, sentimen regional yang konstruktif, dan sikap BI yang jelas, menjadi resep ampuh bagi rupiah untuk menutup perdagangan hari ini dengan kinerja yang lebih kuat,” pungkas Taufan. Penguatan rupiah ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia secara keseluruhan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *