Rupiah Terbang! USD Jeblok ke Rp 16.625: Efek The Fed?

Posted on

caristyle.co.id – JAKARTA. Kabar baik datang dari pasar valuta asing! Rupiah menunjukkan taringnya di hadapan dolar Amerika Serikat pada perdagangan Selasa (2/12). Di pasar spot, rupiah berhasil ditutup menguat sebesar 0,23%, mencapai level Rp 16.625 per dolar AS. Kinerja positif ini juga tercermin pada kurs referensi Jisdor Bank Indonesia (BI), di mana rupiah menguat 0,21% menjadi Rp 16.632 per dolar AS.

Lantas, faktor apa yang mendorong penguatan rupiah ini? Pengamat mata uang, Ibrahim Assuaibi, menjelaskan bahwa ekspektasi pasar terhadap kebijakan The Federal Reserve (The Fed) memegang peranan penting. Pasar meyakini The Fed akan melanjutkan siklus pelonggarannya. Keyakinan ini diperkuat oleh meningkatnya CME FedWatch Tool, yang menunjukkan probabilitas penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan Desember mencapai angka 87,4%.

Selain itu, dinamika politik di Amerika Serikat juga turut memengaruhi pergerakan rupiah. Isu mengenai penggantian Ketua The Fed Jerome Powell dengan Penasihat Ekonomi Nasional Gedung Putih, Kevin Hassett, menjadi perhatian pelaku pasar. Meskipun Presiden AS Donald Trump menyatakan belum akan mengungkapkan pilihannya, spekulasi mengenai sosok pengganti Powell tetap menjadi sorotan.

Di sisi lain, data ekonomi dari Negeri Paman Sam juga memberikan gambaran yang beragam. Institute for Supply Management (ISM) melaporkan bahwa aktivitas manufaktur AS mengalami kontraksi selama sembilan bulan berturut-turut pada bulan November.

“Data lebih lanjut dari ISM mengindikasikan bahwa harga input mengalami peningkatan, sementara pasar tenaga kerja masih menunjukkan kondisi tingkat pemecatan dan perekrutan yang rendah,” ungkap Ibrahim pada hari Selasa (2/12).

Dari dalam negeri, sentimen positif juga datang dari terkendalinya laju inflasi. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa Indeks Harga Konsumen (IHK) hanya mengalami kenaikan sebesar 0,17% secara bulanan, lebih rendah dibandingkan dengan angka 0,28% pada bulan Oktober.

Secara tahunan, inflasi melandai menjadi 2,72%, sementara inflasi *year to date* berada di level 2,27%. Komponen inti menjadi penopang utama inflasi, dengan kenaikan sebesar 0,17% dan kontribusi sebesar 0,11% terhadap inflasi nasional.

Melihat berbagai faktor yang memengaruhi pergerakan rupiah, Ibrahim memproyeksikan bahwa mata uang Garuda ini akan bergerak fluktuatif pada hari Rabu (3/12/2025). Namun, ia memperkirakan rupiah akan ditutup melemah pada rentang Rp 16.620 – Rp 16.640 per dolar AS.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *