Saham ACES Tembus Rp550? AZKO Ekspansi ke Kota Tier 2 & 3!

Posted on

caristyle.co.id, JAKARTA – PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk. (ACES), pengelola gerai AZKO, terus melebarkan sayapnya. Strategi ekspansi terbaru mereka menyasar kota-kota lapis dua dan tiga, terbukti dengan pembukaan tiga gerai baru di Tasikmalaya, Sulawesi Tenggara, dan Tangerang.

Langkah ini sejalan dengan rencana ambisius AZKO untuk membangun 25-30 gerai baru sepanjang tahun 2025. Direktur AZKO, Teresa Wibowo, menjelaskan fokus ekspansi kini beralih ke luar Pulau Jawa, mengingat penetrasi pasar di Jawa yang sudah cukup masif. “Sepanjang perjalanan ini, kami cukup konsentrasi di Jawa. Namun, kami melihat potensi pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat di Indonesia Timur, dan kami ingin mengambil bagian di dalamnya,” ungkap Teresa. Hingga saat ini, AZKO telah berhasil membuka 10 gerai baru di tahun 2025, termasuk di Sorong, Singaraja, dan Pematang Siantar.

Direktur AZKO lainnya, Gregory S. Widjaja, menambahkan bahwa AZKO tak hanya berfokus pada perluasan gerai, tetapi juga inovasi. Buktinya, AZKO meluncurkan gerai “AZKO Experience” di Living World Alam Sutera dan Kelapa Gading Timur, yang mengusung teknologi digital untuk interaksi pelanggan yang lebih menarik. “Dengan langkah-langkah ini, kami yakin AZKO semakin kuat sebagai brand inspirasi kebutuhan rumah dan gaya hidup,” ujar Gregory. Selain itu, AZKO juga akan melakukan penataan portofolio produk dan penutupan gerai yang kurang produktif, terutama di area Jakarta, seperti yang diungkapkan analis Mirae Asset Sekuritas, Abyan Habib Yuntoharjo, berdasarkan earning call dengan manajemen ACES.

Sementara itu, proyeksi Same Store Sales Growth (SSSG) ACES diprediksi stagnan hingga sedikit negatif pada akhir 2025. Namun, Abyan optimistis, pembukaan gerai baru di kota lapis dua dan tiga akan tetap mendorong pertumbuhan penjualan. Pada semester I 2025, ACES mencatatkan pertumbuhan penjualan 3,24% YoY menjadi Rp4,26 triliun, dibandingkan Rp4,13 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Enam persen dari pertumbuhan ini disumbang oleh ekspansi gerai baru. Pertumbuhan penjualan tercatat hampir di semua segmen produk, meliputi perbaikan rumah (Rp2,19 triliun), gaya hidup (Rp1,88 triliun), dan permainan (Rp190,10 miliar). Meskipun demikian, laba bersih ACES turun 19,92% YoY menjadi Rp292,86 miliar.

Menanggapi kinerja tersebut, analis BRI Danareksa Sekuritas, Christy Halim dan Sabela Nur Amalina, merekomendasikan hold untuk saham ACES, mengingat pelemahan kinerja di semester I 2025 yang disebabkan oleh daya beli masyarakat yang rendah. SSSG pada Juni 2025 turun 4,8%, dan -2,9% sepanjang Januari-Juni 2025. Koreksi terdalam terjadi di Jakarta (-6,3%), diikuti luar Jawa (-4,7%), dan Jawa (di luar Jakarta) -4,4%. Mereka memprediksi perbaikan kinerja baru akan terlihat di kuartal IV/2025, didorong oleh faktor musiman. Proyeksi pertumbuhan pendapatan tahunan 2025 diperkirakan 3,2% YoY, dengan SSSG stagnan dan koreksi laba 17,4% YoY. Rekomendasi hold diberikan dengan target harga Rp520.

Berbeda dengan BRI Danareksa Sekuritas, Abyan Habib dari Mirae Asset Sekuritas Indonesia merekomendasikan buy, meskipun dengan revisi target harga yang lebih rendah. Ia mencatat pertumbuhan beban operasional ACES yang lebih cepat dari penjualan, berimbas pada penurunan laba operasional 35,5% YoY menjadi Rp259 miliar. Abyan memproyeksikan earnings per share (EPS) ACES akan susut 21,8% di tahun 2025, karena SSSG yang melemah dan margin kotor di level 45-46%. Namun, pembukaan 25-30 gerai baru diharapkan dapat menopang pertumbuhan pendapatan. ACES telah merevisi target pertumbuhan pendapatan tahunan dari mid single digit menjadi mid to low single digit.

Potensi ancaman bagi ACES datang dari rencana kembalinya Ace Hardware ke Indonesia melalui Grup MAP, yang berpotensi menekan posisi ACES di pasar ritel. Abyan memberikan rekomendasi trading buy dengan target harga Rp550 per lembar, mencerminkan potensi kenaikan 19,56% dari harga saat ini (Rp460). Ia menambahkan bahwa penurunan kinerja ACES juga dipengaruhi oleh SSSG yang lebih lemah dari ekspektasi, daya beli yang lesu, penutupan toko, dan peningkatan operational expenditure (opex) dari rebranding AZKO, serta persaingan yang ketat dari MDIY dan potensi kembalinya Ace Hardware.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *