KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Saham PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL) mencatatkan kenaikan signifikan, mendekati rekor tertinggi setelah aksi beli besar-besaran oleh grup Astra. Kenaikan ini memicu pertanyaan penting: apakah saham HEAL masih layak dibeli, atau justru saatnya menjual?
Pada perdagangan Rabu, 17 September 2025, harga saham HEAL ditutup di angka Rp 1.695, naik 25 poin atau 1,50% dibandingkan hari sebelumnya. Kenaikan ini mengakhiri tren penurunan yang berlangsung selama sebulan terakhir, di mana harga saham HEAL terakumulasi turun 65 poin atau 3,69% dalam 30 hari. Lonjakan harga ini juga membawa saham HEAL semakin dekat ke level tertinggi historisnya, yaitu Rp 1.735.
Penggerak utama kenaikan harga saham HEAL adalah aksi beli signifikan oleh PT Astra International Tbk (ASII). Berdasarkan keterbukaan informasi pada Selasa, 16 September 2025, ASII telah membeli 1.472.471.400 lembar saham HEAL selama empat hari berturut-turut (9-12 September 2025), dengan harga beli bervariasi antara Rp 1.683 hingga Rp 1.850 per saham. Total investasi ASII dalam transaksi ini mencapai sekitar Rp 2,69 triliun, meningkatkan kepemilikan saham ASII di HEAL menjadi 20%.
Corporate Secretary ASII, Gita Tiffany Boer, menjelaskan bahwa transaksi ini merupakan bagian dari strategi investasi dengan status kepemilikan saham tidak langsung. “Jumlah saham sebelum transaksi mencapai 1,60 miliar saham atau 10,42%. Persentase saham yang ditransaksikan 9,58% dan jumlah saham setelah transaksi menjadi 3,07 miliar saham atau 20%,” jelas Gita. Windy Riswantyo, Head of Corporate Communication ASII, menambahkan bahwa HEAL dipilih karena memiliki jaringan rumah sakit terluas di Indonesia, manajemen yang kuat, kinerja operasional yang solid, dan prospek pertumbuhan yang menjanjikan di sektor layanan kesehatan.
Sejak ASII berinvestasi pada 2021, HEAL telah menunjukkan ekspansi yang signifikan, menambah 8 rumah sakit dan 2.300 tempat tidur. Saat ini, HEAL mengoperasikan 52 rumah sakit dengan lebih dari 8.200 tempat tidur yang tersebar di 36 kota di Indonesia. ASII melihat sektor layanan kesehatan sebagai kunci pertumbuhan dan ekspansi bisnis ke depan, sejalan dengan komitmen Astra untuk meningkatkan akses layanan kesehatan yang terjangkau bagi masyarakat Indonesia.
Rekomendasi Saham HEAL
Muhammad Wafi, Kepala Riset Korea Investment and Sekuritas Indonesia (KISI), menilai bahwa investasi ASII di HEAL merupakan diversifikasi portofolio ke sektor rumah sakit yang defensif dan memiliki cash flow yang relatif stabil. Sektor ini dinilai prospektif dalam jangka panjang, mengingat permintaan layanan kesehatan yang terus meningkat. Bagi ASII, investasi ini juga membuka peluang untuk memperluas ekspansi di bisnis jasa kesehatan Indonesia.
Meskipun tahun 2025 dianggap sebagai tahun yang menantang bagi HEAL, dengan laba bersih yang turun tajam 35,65% secara tahunan (YoY) menjadi Rp 284,30 miliar di semester I, Wafi tetap optimistis. Ia memperkirakan perbaikan kinerja di semester II, didorong oleh peningkatan permintaan musiman dan upaya peningkatan efisiensi operasional serta strategi digitalisasi yang dijalankan HEAL. Meskipun laba bersih mungkin tidak kembali ke level puncaknya, Wafi memprediksi pertumbuhan pendapatan HEAL masih akan mencapai high single digit untuk tahun 2025 secara keseluruhan.
Dengan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut, Wafi merekomendasikan beli saham HEAL dengan target harga Rp 1.800 per saham dalam jangka panjang.
HEAL Chart by TradingView