Saham Kesehatan Terancam? Rekomendasi Saham Terbaik & Aman 2024

Posted on

Sektor kesehatan diperkirakan masih akan menghadapi beragam tantangan signifikan di paruh kedua tahun 2025. Mulai dari penurunan volume pasien BPJS/JKN di rumah sakit, hingga perlambatan konsumsi serta ketatnya persaingan di segmen farmasi, menjadi aral melintang bagi para emiten. Menyikapi kondisi ini, para analis pasar telah menyusun ulasan mendalam beserta rekomendasi saham untuk sejumlah emiten unggulan di sektor kesehatan.

1. PT Medikaloka Hermina (HEAL)

PT Medikaloka Hermina (HEAL) menunjukkan kinerja kurang optimal pada semester I-2025, dipicu oleh pengetatan verifikasi klaim BPJS, berkurangnya hari kerja efektif, serta penurunan volume pasien privat. Penurunan kontribusi pasien rawat inap privat menjadi 46% turut membebani, di mana pertumbuhan beban gaji dan obat melampaui kenaikan pendapatan.

Namun demikian, prospek jangka panjang HEAL tetap positif. Hal ini didukung oleh strategi ekspansi skala, peningkatan intensitas pendapatan melalui implementasi KRIS dan CoB (Coordination of Benefit), pengembangan bisnis non-rumah sakit yang inovatif, serta potensi sinergi kuat dengan grup Djarum-Astra. Adapun risiko utama yang perlu dicermati meliputi kebutuhan belanja modal (capex) yang tinggi, tantangan dalam eksekusi penetrasi pasar pasien privat, dan berlanjutnya kebijakan pengetatan klaim BPJS.

  • Rekomendasi: Beli
  • Target harga: Rp 1.850

Ismail Fakhri Suweleh & Wilastita Muthia Sofi, BRI Danareksa Sekuritas

2. PT Mitra Keluarga Karyasehat (MIKA)

PT Mitra Keluarga Karyasehat (MIKA) berhasil membukukan kinerja yang solid sepanjang semester I-2025. Pencapaian ini didorong oleh kenaikan tarif layanan, termasuk obat-obatan, serta peningkatan intensitas kasus dengan komposisi pembayar yang lebih menguntungkan. Meskipun demikian, MIKA juga menghadapi tantangan berupa penurunan lalu lintas pasien JKN dan berkurangnya kasus demam berdarah. Pendapatan dan laba bersih perusahaan tumbuh masing-masing 4,5% dan 6,5% secara tahunan, selaras dengan estimasi internal.

Manajemen MIKA telah merevisi target pertumbuhan pendapatan tahun 2025 ke kisaran satu digit tinggi (high single digit), sejalan dengan tren penurunan pasien JKN. Kendati demikian, proyeksi pendapatan dan laba hingga akhir tahun 2025 diperkirakan akan tetap mencatatkan pertumbuhan positif. Optimisme ini didukung oleh sentimen kenaikan tarif layanan serta rencana pembukaan dua rumah sakit baru pada tahun 2025.

  • Rekomendasi: Beli
  • Target harga: Rp 3.100

Andre Suntono, KB Valbury Sekuritas

3. PT Kalbe Farma (KLBF)

PT Kalbe Farma (KLBF) berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 2 triliun pada semester I-2025, tumbuh 4,6% secara tahunan. Pencapaian ini selaras dengan proyeksi riset analis, terutama didukung oleh kenaikan margin kotor hingga 41,1% berkat penurunan harga bahan baku. Meskipun pendapatan hanya tumbuh 4,6% dan berada di bawah target pertumbuhan perusahaan, marjin operasional KLBF menunjukkan perbaikan signifikan, mencapai 14,3%.

Pada kuartal II-2025, penjualan tumbuh 3,4% secara tahunan, ditopang kuat oleh segmen distribusi dan farmasi. Namun, segmen nutrisi masih menghadapi tekanan akibat pelemahan daya beli masyarakat. Dengan mempertimbangkan kinerja tersebut, analis mempertahankan rekomendasi Beli untuk saham KLBF, seraya mengingatkan bahwa risiko utama berasal dari potensi pelemahan nilai tukar rupiah.

  • Rekomendasi: Beli
  • Target harga: Rp 1.780

Andrianto Saputra & Nicholas Bryan, Indo Premier Sekuritas

4. PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul (SIDO)

PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. (SIDO) mencatatkan penurunan tipis laba bersih sebesar 1% secara tahunan, namun capaian ini justru melampaui ekspektasi analis. Pemulihan signifikan terlihat pada kuartal II-2025, di mana laba bersih melonjak drastis hingga 69% secara tahunan. Kinerja impresif ini didorong oleh lonjakan penjualan jamu sebesar 47% secara tahunan, seiring dengan membaiknya jalur distribusi ke warung dan kios. Margin kotor juga mengalami peningkatan signifikan, mencapai 60,5%, berkat perbaikan volume penjualan.

Prospek jangka pendek SIDO diperkirakan akan terbantu oleh musim hujan dan potensi perbaikan margin lebih lanjut. Meski begitu, analis menyarankan agar investor tetap mencermati potensi perlambatan penjualan produk herbal serta ketatnya persaingan di segmen produk herbal pencegah masuk angin.

  • Rekomendasi: Hold
  • Target harga: Rp 510

Baruna Arkasatyo, Joanne Ong, & Hadi Soegiarto, CGS International

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *