caristyle.co.id JAKARTA. PT Bursa Efek Indonesia (BEI) secara resmi membuka kembali perdagangan saham tiga emiten, yaitu PT Multipolar Technology Tbk (MLPT), PT Harapan Duta Pertiwi Tbk (HOPE), dan PT Perdana Bangunan Pusaka Tbk (KONI). Keputusan penting ini berlaku mulai sesi pertama hari ini, Selasa (2/9/2025), memungkinkan ketiga saham tersebut kembali diperdagangkan di Pasar Reguler dan Pasar Tunai. Pengumuman pembukaan kembali ini disampaikan oleh BEI pada 1 September 2025.
Sebelumnya, ketiga saham ini sempat dihentikan sementara (suspensi) oleh regulator pasar modal. Saham MLPT mengalami suspensi sejak Rabu (27/8/2025), disusul HOPE yang dihentikan secara temporer pada Kamis (31/7/2025). Sementara itu, saham KONI menjadi yang terakhir disuspensi, yakni pada Senin (1/9/2025).
Langkah penghentian sementara, yang dikenal sebagai ‘cooling down’, merupakan upaya strategis BEI untuk meredam volatilitas pasar. Suspensi diberlakukan menyusul terjadinya lonjakan harga kumulatif yang signifikan pada ketiga saham tersebut, bertujuan menjaga stabilitas perdagangan dan memberikan waktu bagi investor untuk mengevaluasi kembali keputusan investasi.
Saham COIN, SMKM, LINK Bergerak Ekstrem Pasca Suspensi Dicabut, Ini Saran Analis
Kinerja ketiga saham ini memang menarik perhatian investor sebelum suspensi diberlakukan. Saham MLPT, misalnya, pada penutupan perdagangan Selasa (26/8/2025) mencatatkan penguatan 3,25% menjadi Rp 79.500 per saham dari perdagangan sebelumnya. Yang lebih mencengangkan, kinerja MLPT secara year to date (YtD) telah melonjak fantastis sebesar 309,81%.
Tak kalah impresif, saham HOPE juga menunjukkan performa luar biasa di pasar. Pada akhir perdagangan Rabu (30/7/2025), HOPE ditutup menguat 9,82% ke level Rp 123 per saham. Angka tersebut semakin menarik dengan kenaikan YtD yang mencapai 400%, mengindikasikan daya tarik yang sangat kuat di mata investor.
Senada, saham KONI juga membukukan penguatan signifikan sebelum disuspensi. Pada penutupan perdagangan Jumat (29/8/2025), KONI melonjak 24,62% menuju Rp 2.430 per saham dari perdagangan sebelumnya. Meskipun kenaikan YtD-nya mencapai 56,46%, angka ini tetap merupakan peningkatan yang substansial dan patut diperhitungkan.