Saham Orang Kaya Masuk MSCI: Peluang Cuan atau Jebakan?

Posted on

JAKARTA. Bursa saham tengah diselimuti antisipasi besar menjelang pengumuman hasil rebalancing MSCI atau kocok ulang indeks, yang dijadwalkan pada Kamis, 7 Agustus 2025. Perhatian utama tertuju pada tiga saham milik orang terkaya Indonesia, Prajogo Pangestu, yang digadang-gadang berpotensi masuk ke indeks MSCI. Pertanyaan besar bagi para investor adalah: apakah saham-saham ini layak untuk dikoleksi?

Prajogo Pangestu, yang kini menduduki posisi orang terkaya di Indonesia dengan estimasi kekayaan mencapai US$ 32,1 miliar berdasarkan Billionaire Index, memiliki tiga entitas usaha yang saat ini menjadi sorotan bursa. Saham-saham tersebut adalah PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN), PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), dan PT Petrosea Tbk (PTRO). Spekulasi mengenai potensi masuknya ketiga saham ini ke indeks MSCI telah mendorong tren kenaikan harganya menjelang pengumuman penting tersebut.

Melihat performa terkininya pada perdagangan Rabu, 6 Agustus 2025, saham CUAN ditutup pada level Rp 1.530 per saham, melonjak 5,52% dari hari sebelumnya dan telah mencatatkan kenaikan impresif 37,53% sejak awal tahun. Sementara itu, saham BREN berada di level Rp 7.225 per saham, menguat 2,12% dalam sehari, meskipun secara year to date (YTD) masih terkoreksi 22,10%. Adapun PTRO berhasil parkir di level Rp 3.590 per saham, naik 3,16% dalam sehari, dan secara YTD telah melesat 29,95%.

Menurut Equity Analyst PT IndoPremier Sekuritas, David Kurniawan, ketiga saham Prajogo Pangestu ini sebelumnya dikecualikan dari indeks MSCI karena isu Unusual Market Activity (UMA) dan konsentrasi kepemilikan saham yang tinggi. Namun, situasi berubah drastis sejak 11 Juli 2025, ketika MSCI mencabut perlakuan khusus tersebut, memungkinkan ketiga saham ini untuk kembali dievaluasi secara penuh.

Meskipun demikian, David mengingatkan adanya satu potensi hambatan. MSCI menegaskan bahwa saham yang mengalami suspensi perdagangan lebih dari satu hari dalam empat bulan terakhir sebelum rebalancing tidak akan masuk indeks. “Jika ketiga saham tadi mengalami suspensi perdagangan jangka panjang, ini bisa jadi hambatan,” ujarnya kepada Kontan pada Rabu (6/8).

Secara khusus untuk CUAN, David menyoroti aksi stock split dengan rasio 1:10 pada 15 Juli 2025. Langkah korporasi ini dinilai berhasil meningkatkan likuiditas dan free float saham secara signifikan. “CUAN secara teknikal paling bagus di antara yang lain, yang mana harga masih terus bergerak di atas MA20 & MA50,” imbuh David.

Prospek dan Rekomendasi Saham

David Kurniawan melihat, keempat saham yang menjadi perhatiannya, termasuk BREN, CUAN, dan PTRO, masih menarik untuk dicermati oleh para investor. BREN diperkirakan tetap dalam tren bullish dengan posisi teknikal yang terus menguat, ditopang fundamental yang stabil, serta peluang konstruktif dalam indeks MSCI. Saham CUAN diproyeksikan akan terus didorong oleh dampak positif aksi stock split dan potensi rebound teknikal yang kuat.

Sementara itu, PTRO, meskipun memiliki tingkat free float yang masih relatif rendah, menunjukkan pemulihan laba yang signifikan dan menjadi daya tarik tersendiri. Selain ketiga saham Prajogo Pangestu, David juga merekomendasikan PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) sebagai diversifikasi yang menarik di segmen MSCI Small Cap, mengingat momentum peningkatan likuiditas sahamnya.

Berdasarkan analisisnya, David pun memberikan rekomendasi beli untuk ketiga saham Prajogo Pangestu. Untuk BREN, target harganya dipatok di Rp 8.200 per saham. Saham CUAN direkomendasikan beli dengan target harga Rp 1.700 per saham. Sedangkan untuk PTRO, target harga yang ditetapkan adalah Rp 4.200 per saham.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *