KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menutup pekan perdagangan Jumat (3/10/2025) dengan performa impresif, menguat 47,22 poin atau setara 0,59% dan parkir di level 8.118,30. Pencapaian ini menegaskan tren positif, di mana IHSG telah membukukan kenaikan 0,23% dalam sepekan, menunjukkan ketahanan di tengah gejolak pasar modal.
Mengulas pergerakan pasar, Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, mengamati bahwa IHSG selama sepekan terakhir cenderung bergerak konsolidasi, meskipun diwarnai dengan munculnya tekanan jual yang cukup signifikan.
Herditya lebih lanjut memaparkan, ada empat sentimen krusial yang turut membentuk arah pergerakan IHSG. Pertama, isu potensial shutdown pemerintahan Amerika Serikat. Menariknya, sentimen ini relatif diabaikan oleh investor karena adanya ekspektasi kuat akan pemangkasan suku bunga oleh Bank Sentral AS (The Federal Reserves/The Fed) di masa mendatang. Kedua, penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, yang justru diakibatkan oleh sentimen shutdown yang diperkirakan akan mengganggu aktivitas perekonomian dan tata kelola fiskal AS. Ketiga, rilis data manufaktur China yang masih mencatat kontraksi, memberikan dampak negatif berkelanjutan terhadap perekonomian Tiongkok dan pasar global. ‘Keempat,’ tutur Herditya kepada Kontan pada Jumat (3/10), ‘adalah sentimen domestik dari rilis data neraca dagang Indonesia yang tetap surplus, diiringi dengan kenaikan inflasi pada September 2025.’
Berbeda pandangan namun saling melengkapi, Senior Technical Analyst Sinarmas Sekuritas, Eddy Wijaya, menyoroti sentimen penting lainnya. Menurutnya, pergerakan indeks juga dipengaruhi oleh rilis data PMI September yang tercatat 50.4, menurun dari angka 51.5 pada Agustus. ‘Sentimen krusial lainnya,’ terang Eddy kepada Kontan pada Jumat (3/10), ‘adalah pelemahan nilai tukar rupiah yang menyentuh kisaran Rp 16.700. Kondisi ini secara langsung memicu outflow dari investor asing, yang berupaya menghindari risiko mata uang atau currency risk.’
Untuk prospek perdagangan Senin (6/10/2025), Eddy Wijaya memproyeksikan IHSG akan bergerak dalam rentang 7.995 hingga 8.169. Lebih lanjut, ia menekankan bahwa rilis data Non-Farm Payrolls (NFP) AS akan menjadi penentu utama arah pasar. Data ini sangat krusial karena merupakan acuan penting bagi The Fed dalam menentukan kebijakan suku bunga. Dalam rapat FOMC September sebelumnya, The Fed sempat mempertimbangkan pemangkasan suku bunga hingga 50 basis poin menyusul pelemahan signifikan pada data NFP Agustus.
‘Apabila data NFP terbaru kembali menunjukkan pelemahan di pasar tenaga kerja, ini akan menjadi sentimen yang sangat positif bagi IHSG,’ jelas Eddy. Hal ini dikarenakan semakin besarnya peluang pemangkasan suku bunga oleh The Fed pada bulan ini, yang pada gilirannya berpotensi memperkuat nilai tukar rupiah dan membuka kesempatan bagi Bank Indonesia untuk turut menurunkan suku bunga acuan pada Oktober.
Untuk itu, Eddy Wijaya membagikan beberapa rekomendasi saham yang patut dicermati oleh investor pada perdagangan Senin (6/10/2025):
1. PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI)
- Entry: Rp 3.050-Rp 3.150
- Target harga 1: Rp 3.260
- Target harga 2: Rp 3.330
- Stop loss: Rp 2.940
2. PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU)
- Entry: Rp 6.525-Rp 6.875
- Target harga 1: Rp 7.100
- Target harga 2: Rp 7.400
- Stop loss: Rp 6.300
3. PT Surya Citra Media Tbk (SCMA)
- Entry: Rp 390-Rp 402
- Target harga 1: Rp 418
- Target harga 2: Rp 428
- Stop loss: Rp376