caristyle.co.id JAKARTA – Sektor properti tetap menjadi sorotan investor, dengan saham emitennya yang masih sangat menarik untuk dicermati, terutama setelah menunjukkan peningkatan kinerja signifikan sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2025.
Ambil contoh PT Ciputra Development Tbk (CTRA) yang berhasil mencatatkan kinerja gemilang. Pada kuartal III 2025, laba bersih perusahaan melonjak tajam mencapai Rp1,62 triliun, meningkat signifikan 26,99% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan penjualan juga tak kalah impresif, di mana tercatat sebesar Rp8,39 triliun, naik 17,91% secara tahunan (Year on Year/YoY) dari angka Rp7,11 triliun.
Namun, di balik capaian positif tersebut, CTRA menghadapi tantangan pada sisi marketing sales yang justru mengalami penurunan. Hingga September 2025, marketing sales perusahaan tercatat Rp7,6 triliun, merosot 12% YoY. Kondisi ini mendorong Ciputra untuk merevisi target marketing sales tahunan mereka dari Rp11 triliun menjadi Rp10 triliun, atau turun 9% YoY dari target awal.
Sementara itu, PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) menunjukkan gambaran yang bervariasi. Perusahaan mencatat penurunan pendapatan usaha sebesar 12,95% YoY menjadi Rp8,76 triliun per kuartal III 2025, dari sebelumnya Rp10,06 triliun. Penurunan yang lebih tajam terlihat pada laba bersih, yang terkoreksi signifikan 49,53% YoY, menjadi Rp1,36 triliun per September 2025 dari Rp2,7 triliun di periode yang sama tahun lalu.
Cermati Rekomendasi Saham Emiten Ritel di Tengah Rilis Kinerja per Kuartal III-2025
Kendati demikian, kinerja marketing sales BSDE menunjukkan tren positif. Pada akhir kuartal III 2025, marketing sales perusahaan mencapai Rp7,10 triliun, tumbuh 4% YoY dari Rp6,84 triliun yang dicatat pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Menurut pengamatan Indy Naila, Investment Analyst dari Edvisor Provina Visindo, capaian marketing sales BSDE yang solid ini didukung oleh permintaan produk residensial yang masih kuat dan terjaga. Hal ini menunjukkan potensi pasar yang stabil bagi segmen tersebut.
Namun, Indy juga menyoroti adanya tantangan, khususnya terkait biaya operasional (operating expenses/opex) BSDE yang masih relatif tinggi dalam upaya ekspansi. Ia menambahkan bahwa realisasi sejumlah proyek baru hingga kuartal III 2025 tampaknya belum memberikan dampak signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan.
Untungnya, BSDE dinilai cukup strategis dalam memfokuskan diri pada segmen yang didukung oleh program Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP). Fokus ini menjadi dorongan penting bagi pendapatan perusahaan, seperti diungkapkan Indy kepada Kontan pada Kamis (6/11).
Laba Inti JSMR Naik 5,02% di Tengah Penurunan Kinerja per Kuartal III 2025
Lebih lanjut, Indy memproyeksikan bahwa perpanjangan insentif PPN DTP hingga tahun 2027 akan menjadi katalis positif. Kebijakan ini berpotensi besar untuk meningkatkan daya beli masyarakat terhadap aset properti, sekaligus menjaga momentum pertumbuhan di sektor ini.
Selain insentif fiskal, potensi penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) di masa mendatang juga diyakini akan menjadi sentimen positif yang signifikan bagi emiten properti, termasuk BSDE dan CTRA. Suku bunga yang lebih rendah dapat mendorong permintaan kredit kepemilikan rumah dan investasi properti.
Prospek positif ini semakin diperkuat dengan antisipasi realisasi proyek-proyek baru dari para emiten di masa mendatang, yang diharapkan dapat mendongkrak kinerja lebih jauh.
Meskipun menghadapi tantangan pada marketing sales, valuasi saham CTRA dinilai masih sangat menarik. Hal ini tercermin dari rasio Price to Earning Ratio (PER) yang berada di level 7,71x dan Price to Book Value (PBV) sebesar 0,72x, menunjukkan potensi apresiasi yang baik.
Meski Kinerja Tumbuh per Kuartal III-2925, Emiten Properti Masih Hadapi Tantangan
Oleh karena itu, berdasarkan analisis tersebut, Indy merekomendasikan “beli” untuk saham CTRA dengan target harga yang optimistis di Rp1.080 per saham.
