caristyle.co.id JAKARTA. PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) menunjukkan pemulihan kinerja yang signifikan pada kuartal II-2025, meskipun masih dihadapkan pada tantangan ekonomi makro dan daya beli masyarakat yang lesu. Meskipun pendapatan semester I-2025 terkoreksi 3,6% secara tahunan (yoy) menjadi Rp 1,82 triliun, kuartal II-2025 mencatat pertumbuhan pendapatan yang menggembirakan, yakni mencapai Rp 1 triliun atau naik 29,4% secara kuartalan.
Kinerja SIDO: Pemulihan Kuartal II-2025 Setelah Kelesuan Kuartal I
Catherine Florencia, Research Analyst MNC Sekuritas, menjelaskan bahwa peningkatan pendapatan pada kuartal II-2025 merupakan normalisasi setelah kinerja lemah di kuartal I-2025. Pergeseran distribusi dan momentum Lebaran di awal tahun menjadi faktor penekan penjualan pada periode tersebut. Lebih lanjut, ia mencatat bahwa segmen herbal dan suplemen menjadi penggerak utama pertumbuhan, dengan pendapatan melonjak 47,2% (yoy) dan 97,3% (kuartalan) mencapai Rp 416,7 miliar di kuartal II-2025. Kenaikan ini didorong oleh pemulihan volume penjualan dan peningkatan permintaan obat flu, minyak atsiri, suplemen Esemag, serta obat herbal Tolak Linu akibat musim hujan yang berkepanjangan.
Pertumbuhan segmen herbal ini berdampak positif pada margin SIDO. Margin laba kotor (GPM) kuartal II-2025 mencapai 60,5%, meningkat 820 basis poin (bps) secara kuartalan. Demikian pula, margin laba operasional (OPM) naik signifikan menjadi 44,2%, atau melonjak 800 bps secara kuartalan. James Widjaja, Equity Research Analyst Buana Capital Sekuritas, menambahkan bahwa strategi promosi yang bergeser ke kampanye digital, menjangkau lebih banyak anak muda dengan biaya yang lebih efisien, juga berkontribusi pada peningkatan ini.
Laba bersih SIDO juga menunjukkan peningkatan yang signifikan, yaitu 68,6% (yoy) dan 57,8% (kuartalan) di kuartal II-2025. Meskipun laba bersih semester I-2025 turun 1,3% (yoy) menjadi Rp 600,5 miliar, James optimistis bahwa paruh kedua tahun akan lebih baik, mengingat periode tersebut biasanya menjadi periode puncak bagi SIDO. Namun, ia tetap mengingatkan bahwa produk SIDO termasuk barang konsumsi non-esensial, sehingga rentan terhadap daya beli masyarakat yang masih lemah.
Sido Muncul Merevisi Target Pertumbuhan: Tantangan dan Prospek ke Depan
Menimbang kondisi ekonomi makro dan daya beli masyarakat, manajemen SIDO merevisi target pertumbuhan penjualan dan laba bersih hingga akhir tahun 2025 menjadi di atas 5% (dari sebelumnya 10%). Target ini membutuhkan pertumbuhan dobel digit di paruh kedua tahun 2025, yang menurut James, dapat didukung oleh percepatan belanja fiskal dan perbaikan kondisi makro ekonomi domestik. Namun, Catherine mengingatkan akan risiko-risiko yang masih membayangi, seperti pemulihan volume domestik yang lebih lambat dari perkiraan dan penjualan ekspor di pasar baru yang belum sesuai harapan.
Mengingat berbagai faktor tersebut, baik Catherine maupun James merekomendasikan posisi hold untuk saham SIDO, dengan target harga masing-masing Rp 500 dan Rp 560 per saham.
SIDO Chart by TradingView