Saham TGUK Dibekukan! BEI Hentikan Perdagangan Emiten Minuman Teguk

Posted on

Bursa Efek Indonesia (BEI) mengambil tindakan tegas dengan menghentikan sementara perdagangan saham PT Platinum Wahab Nusantara Tbk (TGUK), emiten minuman yang tengah berupaya melebarkan sayap ke bisnis makanan beku dan pengolahan daging. Suspensi ini berlaku sejak sesi I perdagangan hari Senin, 1 Desember 2025.

Pande Made Kusuma Ari A, Kepala Divisi Pengaturan dan Operasional Perdagangan BEI, menjelaskan bahwa keputusan suspensi ini diambil karena TGUK belum secara lengkap dan konsisten memberikan keterbukaan informasi yang diminta oleh bursa. “Maka Bursa memutuskan untuk melakukan penghentian sementara perdagangan Efek Perseroan di Seluruh Pasar sejak Sesi I Periodic Call Auction hari Senin, 1 Desember 2025,” tegas Pande dalam keterangan resminya.

Langkah penghentian sementara ini merupakan bagian dari mekanisme pengawasan rutin yang dilakukan BEI untuk memastikan transparansi dan melindungi kepentingan investor. Bursa juga mengimbau seluruh pihak terkait untuk senantiasa memperhatikan informasi yang disampaikan oleh perusahaan.

Patut dicatat, saham TGUK terpantau stagnan di level 137 selama tiga bulan terakhir. Hal ini mengindikasikan bahwa saham tersebut sudah lama tidak diperdagangkan, baik di pasar reguler maupun pasar lainnya. Kondisi ini tentu menimbulkan pertanyaan, mengingat emiten ini memiliki rencana ekspansi yang cukup ambisius.

Pada Oktober 2025 lalu, TGUK mengumumkan rencana ekspansi bisnis ke sektor makanan beku dan pengolahan daging. Berdasarkan studi kelayakan yang disusun oleh Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) Ferdinand, Danar, Ichsan & Rekan, TGUK berencana menambah lima bidang usaha baru dengan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha (KBLI) yang mencakup industri pengolahan dan pengawetan produk daging, serta perdagangan besar daging sapi, ayam, dan makanan-minuman lainnya.

Laporan bernomor FDI/0008/LAP/B/FS/X/2025 tertanggal 17 Oktober 2025 itu menyebutkan bahwa TGUK menyiapkan dana sebesar Rp 42,92 miliar untuk modal kerja awal dan investasi tahap pertama. Dana ini berasal dari hasil pengembalian investasi pengembangan gerai milik perusahaan.

Rencana bisnis TGUK terbagi menjadi dua lini utama: perdagangan daging beku (frozen meat) dan pengolahan makanan (food processing). Untuk tahap awal, perusahaan akan memanfaatkan fasilitas sewa dan bermitra dengan pihak ketiga melalui sistem maklon, sambil mempersiapkan pembangunan pabrik pengolahan sendiri yang diperkirakan selesai dalam delapan bulan, mulai Januari 2026. Suspensi saham TGUK ini tentu menimbulkan tanda tanya besar, apakah rencana ekspansi tersebut akan berjalan sesuai rencana atau justru terhambat. Investor perlu mencermati perkembangan informasi selanjutnya dari perusahaan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *