
caristyle.co.id JAKARTA. Pekan lalu, PT Daya Intiguna Yasa Tbk meresmikan toko ke-1.200 di di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Emiten berkode saha MDIY itu tak ingin berkutat di Pulau Jawa, tetapi meluas ke berbagai wilayah di Indonesia.
Direktur Utama MDIY, Edwin Cheah menyampaikan, pemilihan Sumbawa sebagai lokasi toko ke-1.200 karena potensi ekonomi yang terus meningkat dan tingkat konsumsi rumah tangga yang semakin kuat.
Pemerintah Kabupaten Sumbawa memproyeksikan pertumbuhan ekonomi 5,15% pada 2026, didukung oleh modernisasi ritel, dan perbaikan daya beli masyarakat.
“Pembukaan toko ke-4 MR.D.I.Y. Indonesia di Sumbawa dan ke-23 di Nusa Tenggara Barat, memperkuat langkah strategis perusahaan berkembang di daerah yang menunjukkan momentum positif,” kata Edwin, pekan lalu.
Tak cuma ekspansi, sama seperti peritel lain, MDIY juga menggelar beragam strategi untuk menangkap peluang dari kenaikan konsumsi masyarakat. MR.D.I.Y. menawarkan potongan harga hingga 50% untuk berbagai produk lintas kategori kebutuhan rumah tangga.
Program ini untuk menjaga daya tarik belanja di tengah konsumen yang semakin selektif terhadap harga. Sekaligus menjawab kebutuhan praktis masyarakat menjelang periode liburan akhir tahun, ketika pengeluaran rumah tangga cenderung meningkat.
Selain promo harga, MDIY juga menggelar program undian nasional. Hadiah utama berupa mobil, sepeda motor, hingga perangkat ponsel.
Emiten Sektor Konsumer Tersengat Momentum Nataru, Cermati Rekomendasi Sahamnya
Analis Panin Sekuritas Andhika Audrey menilai, kombinasi antara stimulus fiskal dan faktor musiman berpotensi menjaga konsumsi tetap bergerak positif hingga akhir tahun. Menurut dia, Bantuan Langsung Tunai (BLT) memiliki efek psikologis yang cukup kuat terhadap keputusan belanja.
“Dana bantuan yang diterima masyarakat umumnya langsung dibelanjakan untuk kebutuhan esensial dan produk rumah tangga dengan harga terjangkau,” kata dia, dalam keterangannya, Rabu (24/12).
Penyaluran BLT dan bantuan sosial menjelang akhir tahun berpotensi sebagai instrumen fiskal untuk menjaga daya beli. Khususnya pada kelompok masyarakat berpendapatan rendah dan menengah bawah.
“Secara historis, dana bantuan tersebut cenderung langsung dialokasikan untuk kebutuhan konsumsi harian, termasuk belanja perlengkapan rumah tangga, sehingga memberikan efek berantai terhadap sektor ritel,” ujarnya.
Dari sisi kinerja, hingga kuartal III-2025, MDIY mencatatkan penjualan sebesar Rp5,7 triliun, tumbuh sekitar 17,3% secara tahunan alias year on year (yoy). MDIY mencetak laba bersih sebesar Rp 285 miliar atau tumbuh 12,7% yoy. Pencapaian ini seiring meningkatnya transaksi di toko sebesar 14,1% yoy, disiplin manajemen biaya, serta efisiensi operasional.



