Klub raksasa Liga Korsel, Ulsan HD, secara mengejutkan mengumumkan pemecatan Shin Tae-yong dari posisinya sebagai pelatih kepala pada Kamis (10/9). Keputusan mendadak ini segera ditanggapi oleh Shin Tae-yong, yang memberikan penerangan mengenai situasi pelik yang melingkupi kepergiannya dari klub K-League tersebut.
Shin Tae-yong mengungkapkan bahwa dirinya ditugaskan untuk memperbaiki posisi Ulsan HD di klasemen liga, sebuah mandat yang ia klaim telah diupayakannya dengan segenap kemampuan. Namun, eks pelatih Timnas Indonesia itu merasa terkekang oleh tekanan berlebihan dan berbagai situasi memberatkan yang menghambat pekerjaannya di lapangan.
“Itu keputusan yang tiba-tiba, tetapi saya tidak punya pilihan selain mengikuti keputusan klub. Saya tiba-tiba ditunjuk ke Ulsan dan melakukan yang terbaik. Namun, ada banyak situasi yang memberatkan,” ujar Shin Tae-yong, dikutip dari laporan Chosun, menggambarkan beratnya beban yang ia pikul.
Lebih lanjut, ia juga menambahkan perasaannya akan kekecewaan. “Saya mencoba untuk melatih Ulsan, di mana terdapat banyak kesulitan, tetapi itu sulit. Sungguh mengecewakan,” tuturnya, menyiratkan perjuangan yang tak kunjung membuahkan hasil optimal di tengah badai problem internal.
Menurut laporan Chosun, pemecatan Shin Tae-yong ini disinyalir dipicu oleh konflik internal yang meruncing antara dirinya dengan jajaran manajemen klub. Salah satu akar masalah disebut-sebut berasal dari gaya komunikasinya yang dinilai terlalu kuno atau “ketinggalan zaman”, yang kerap memicu perselisihan.
Chosun merinci bahwa, “Shin Tae-yong berselisih dengan para pemainnya karena gaya komunikasinya yang ketinggalan zaman. Ia juga menyebabkan perselisihan internal dengan mengumumkan rencana perombakan susunan pemain secara terbuka tanpa berkonsultasi dengan klub,” mengindikasikan adanya miskomunikasi serius yang merambah hingga kebijakan strategis.
Selama periode singkatnya memimpin Ulsan HD, terhitung sejak Agustus hingga awal Oktober, Shin Tae-yong telah menahkodai 10 pertandingan di berbagai ajang. Dari total tersebut, rekornya mencatat 2 kali kemenangan, 4 kali hasil imbang, dan 4 kali kekalahan. Dua kemenangan yang berhasil diraih adalah masing-masing satu di K-League dan satu lagi di ajang bergengsi AFC Champions League.