Sidoarjo Berduka: Ponpes Ambruk, Golden Time Terlewati, Keluarga Pasrah

Posted on

Masa krusial atau golden time untuk pencarian korban akibat ambruknya bangunan Pondok Pesantren Al-Khoziny di Kecamatan Buduran, Sidoarjo, kini telah berakhir. Periode waktu yang sangat penting ini, di mana tindakan cepat dan tepat dapat memiliki dampak besar pada hasil akhir penyelamatan dalam kondisi darurat, telah mencapai batas akhirnya.

Nanang Sigit, Kepala Kantor SAR Surabaya, menjelaskan bahwa secara teori, fase kritis pencarian atau golden time ini berlangsung selama 72 jam sejak awal kejadian. Untuk insiden tragis di Ponpes Al-Khoziny ini, batas waktu tersebut secara resmi tuntas pada hari Kamis, 2 Oktober, tepat pukul 16.00 WIB, dihitung sejak peristiwa nahas itu terjadi pada hari Senin, 29 September.

Di tengah berakhirnya harapan yang disematkan pada golden time tersebut, raut kepasrahan terpancar jelas dari Faishol (35), seorang wali santri asal Madura. Ia adalah paman dari Irham Ghifari (16), salah satu santri yang hingga kini masih terus dicari oleh tim SAR gabungan. Faishol berharap penuh agar dalam pencarian hari keempat ini, keponakannya bisa segera ditemukan.

Dengan nada penuh harap namun juga getir, Faishol menyerahkan sepenuhnya upaya pencarian dan evakuasi keponakannya kepada tim Basarnas dan petugas gabungan. “Ya saya pasrahkan ke Basarnas saja. Mudah-mudahan lancar. Ya, penginnya secepatnya ketemu,” ujarnya di posko asrama putri Ponpes Al-Khoziny, yang menjadi pusat operasi pencarian.

Menyadari urgensi dan tantangan di lapangan, Faishol juga menyatakan persetujuannya terhadap rencana penggunaan alat berat crane dalam proses evakuasi yang dilakukan pada hari keempat pencarian ini. “Setuju, ya sudah. Lebih baik daripada terus-terusan menunggu kayak gini,” tegasnya, mencerminkan keinginan kuat agar keponakannya segera ditemukan, demi mengakhiri penantian yang penuh kecemasan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *