caristyle.co.id NEW YORK. Wall Street menutup perdagangan Rabu lalu (15/10) dengan performa bervariasi. Indeks S&P 500 berhasil menguat signifikan, didorong oleh laporan laba kuartalan yang solid dari raksasa perbankan Morgan Stanley dan Bank of America. Namun, sentimen investor tetap diwarnai oleh meningkatnya ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan China yang terus menjadi sorotan.
Berdasarkan laporan dari Reuters, indeks S&P 500 mencatat kenaikan 0,40% dan mengakhiri sesi pada level 6.671,06. Indeks teknologi Nasdaq juga melonjak 0,66% ke level 22.670,08. Sebaliknya, indeks Dow Jones Industrial Average sedikit melemah 0,04%, ditutup pada 46.253,31. Sementara itu, volume perdagangan saham di bursa AS cukup aktif, mencapai 21,5 miliar saham, sedikit di atas rata-rata 20,4 miliar saham dalam 20 hari perdagangan terakhir.
Kenaikan S&P 500 didukung oleh tujuh dari sebelas sektor utamanya yang menguat. Sektor real estat memimpin penguatan dengan melonjak 1,5%, diikuti oleh sektor utilitas yang naik 1,29%, menunjukkan minat investor pada aset yang lebih stabil di tengah ketidakpastian.
Performa sektor keuangan menjadi bintang utama hari itu. Saham Morgan Stanley menorehkan rekor tertinggi baru dengan lonjakan 4,7%, sementara saham Bank of America juga melambung 4,4%. Kenaikan impresif ini terjadi setelah kedua bank terkemuka tersebut berhasil melampaui estimasi laba kuartalan Wall Street. Indeks perbankan S&P 500 sendiri naik 1,2%, menandai penguatan tiga hari beruntun pertamanya dalam lebih dari tiga minggu. Tren positif ini mengikuti laporan kinerja solid dari Goldman Sachs dan JPMorgan Chase sehari sebelumnya, yang juga memproyeksikan pertumbuhan pesat di bisnis perbankan investasi mereka.
Musim laporan keuangan kuartal ketiga yang baru dimulai ini memberikan gambaran tentang kekuatan perusahaan-perusahaan besar AS. Laporan keuangan bank, khususnya, menawarkan petunjuk vital mengenai kesehatan ekonomi secara keseluruhan, terutama karena banyak laporan ekonomi makro masih tertunda akibat penutupan pemerintah. “Orang-orang terus berbelanja, dan konsumen tampaknya baik-baik saja. Itulah salah satu pesan yang kuat dari laporan keuangan bank,” ujar Thomas Martin, manajer portofolio senior di GLOBALT di Atlanta. Ia menambahkan, “Ketenagakerjaan tidak turun drastis. Baik inflasi maupun ketenagakerjaan berada dalam kisaran yang pada dasarnya wajar.”
Di sektor teknologi, Indeks Philadelphia Semiconductor melonjak 3%. Penguatan ini dipicu oleh laporan ASML yang melampaui ekspektasi pasar dalam hal pesanan kuartal ketiga dan pendapatan operasional, didorong oleh masifnya investasi di bidang kecerdasan buatan (AI). Saham ASML sendiri naik 2,7%. Selain itu, sentimen positif juga datang dari kesepakatan konsorsium investasi yang melibatkan BlackRock, Microsoft, dan Nvidia untuk mengakuisisi salah satu operator pusat data terbesar di dunia senilai $40 miliar. Akibatnya, saham-saham perusahaan pusat data ikut menguat, dengan Applied Digital melonjak signifikan.
Di sisi geopolitik, ketegangan perdagangan AS-China tetap menjadi perhatian. Menteri Keuangan AS Scott Bessent menyatakan kepada CNBC bahwa Washington tidak memiliki keinginan untuk mengintensifkan konflik perdagangan dengan China, seraya menegaskan bahwa Presiden Donald Trump siap bertemu dengan Presiden China Xi Jinping di Korea Selatan akhir bulan ini. Namun, pernyataan ini datang hanya sehari setelah Trump mengindikasikan bahwa Washington sedang mempertimbangkan untuk memutus beberapa hubungan dagang dengan China, termasuk yang berkaitan dengan minyak goreng. Kedua negara juga baru saja mulai memberlakukan biaya pelabuhan minggu ini, menambah lapisan kompleksitas pada hubungan ekonomi mereka.
Sementara itu, dinamika kebijakan moneter The Fed juga menjadi topik hangat. Bessent mengungkapkan rencananya untuk mengajukan tiga atau empat kandidat ketua Federal Reserve kepada Trump untuk diwawancarai setelah libur Thanksgiving AS. Gubernur Fed Stephen Miran dalam sebuah acara CNBC menyebutkan bahwa “dua pemangkasan suku bunga lagi tahun ini terdengar realistis,” sembari mencatat bahwa pasar tenaga kerja jelas telah menunjukkan pelemahan. Sebelumnya, Ketua Fed Jerome Powell pada hari Selasa juga membuka kemungkinan untuk pemangkasan suku bunga. Laporan Beige Book terbaru The Fed, yang disusun hingga 6 Oktober, turut mengindikasikan bahwa beberapa perusahaan melaporkan PHK akibat ketidakpastian ekonomi, dan dalam beberapa kasus, akibat peningkatan investasi di bidang AI. Laporan tersebut juga menyoroti tekanan pada pasokan tenaga kerja di sektor perhotelan, pertanian, konstruksi, dan manufaktur, yang disebabkan oleh tindakan keras pemerintahan Trump terhadap imigrasi ilegal.