Jakarta, IDN Times – Bank Indonesia melaporkan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Indonesia kembali mencatatkan kenaikan mencapai level 124 pada November 2025, melanjutkan tren positif yang terjadi pada bulan sebelumnya.
Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI), Ramdan Denny Prakoso menyatakan, IKK pada November masih berada pada level optimistis, yakni di atas ambang batas 100. Secara bulanan, IKK November 2025 meningkat 2,8 poin dibandingkan Oktober 2025, meskipun masih lebih rendah dibandingkan IKK November 2024 yang tercatat sebesar 125,9.
“Survei Konsumen Bank Indonesia pada November 2025 menunjukkan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi meningkat dibandingkan bulan sebelumnya,” kata Ramdan dalam keterangan resmi, Selasa (9/12/2025).
1. IKK berdasarkan kelompok pengeluaran dan usia 
Dilihat berdasarkan kelompok pengeluaran, IKK meningkat di sebagian besar kategori. Kelompok pengeluaran Rp2,1-3 juta mencatatkan kenaikan IKK tertinggi, yaitu dari 110,9 menjadi 117,6. Sementara itu, kelompok pengeluaran Rp3,1-4 juta mengalami kenaikan IKK terendah, yaitu dari 117,1 menjadi 117,3.
Berdasarkan kelompok usia, seluruh kelompok usia mengalami kenaikan IKK. Kelompok usia 51-60 tahun mencatatkan kenaikan IKK tertinggi, yaitu dari 108,3 menjadi 116,9.
2. Indeks kondisi ekonomi dan ekspektasi konsumen
Peningkatan IKK tersebut seiring dengan naiknya Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) menjadi 111,5, dari sebelumnya 109,1, serta kenaikan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang tercatat 136,6, naik dari 133,4.
IKE mengalami peningkatan pada seluruh komponen pembentuknya, terutama pada Indeks Penghasilan Saat Ini (IPSI) yang naik ke level 121,5 dari sebelumnya 117,1. Demikian juga, Indeks Pembelian Barang Tahan Lama (IPDG) dan Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja (IKLK) masing-masing meningkat menjadi 109,4 dan 103,7.
IEK juga tercatat meningkat pada seluruh komponen pembentuknya, dengan kenaikan terbesar terjadi pada Indeks Ekspektasi Penghasilan (IEP), yang naik dari 138,4 pada bulan sebelumnya menjadi 140,6.
3. Pendapatan Konsumen dan proporsi pengeluaran
Survei BI mengungkapkan, rata-rata pendapatan konsumen untuk konsumsi sedikit menurun dibandingkan bulan sebelumnya, yaitu dari 74,7 persen menjadi 74,6 persen. Di sisi lain, proporsi pendapatan konsumen yang disimpan (saving to income ratio) mengalami sedikit peningkatan dibandingkan bulan sebelumnya, menjadi 14,4 persen.
Sementara itu, proporsi pembayaran cicilan atau utang (debt to income ratio) pada November 2025 relatif tetap, yakni 11 persen, dibandingkan bulan sebelumnya. Proporsi konsumsi terhadap pendapatan stabil, dengan peningkatan konsumsi pada kelompok pengeluaran Rp3,1-4 juta dan lebih dari Rp5 juta, yang diiringi dengan penurunan pada kelompok pengeluaran Rp 2,1-3 juta. Proporsi konsumsi pada kelompok pengeluaran Rp 1-2 juta tetap stabil di angka 76,5 persen.
Porsi pendapatan yang ditabung mengalami peningkatan pada kelompok pengeluaran Rp 3,1-4 juta (14,3 persen) dan Rp 4,1-5 juta (14,6 persen). Sebaliknya, kelompok dengan pengeluaran lebih dari Rp5 juta mengalami penurunan dalam porsi tabungan, menjadi 15,9 persen.
Indeks Keyakinan Konsumen Naik ke 121,2, Optimistis terhadap Ekonomi RI Bukan Sekadar Konsumen, Gen Z Jadi Trendsetter yang Wajib Dirangkul



