Timnas U-23 Gagal Piala Asia: Liga U-23 Solusi PSSI?

Posted on

Kekalahan Timnas U-23 Indonesia dari Korea Selatan dengan skor 0-1 di Stadion Delta, Sidoarjo, Selasa (9/9) malam WIB, mengakhiri impian Garuda Muda untuk melaju ke putaran final Piala Asia U-23. Meskipun menjadi runner-up Grup J dengan raihan 4 poin, Indonesia gagal masuk dalam jajaran 4 runner-up terbaik. Korea Selatan keluar sebagai juara grup.

Kekalahan ini memicu wacana baru dari Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, terkait penguatan kompetisi sepak bola Indonesia, khususnya untuk pembinaan pemain muda. Erick Thohir menyoroti kesenjangan performa antara pemain muda Indonesia di level U-17 dan U-20 yang dinilai cukup baik, dengan pemain di level U-21 hingga U-23 yang masih membutuhkan peningkatan signifikan untuk bersaing di kancah internasional.

Salah satu solusi yang tengah dipertimbangkan PSSI adalah mewajibkan klub-klub Liga 2 untuk memainkan pemain U-23 sebagai pemain inti. Namun, Erick Thohir menekankan bahwa rencana ini masih dalam tahap kajian dan belum final. “Kita lihat dari pertandingan tadi, jenjang usia muda Indonesia memang sudah cukup baik di level U-17 dan U-20. Tapi untuk U-21 sampai U-23, masih perlu diperkuat,” ujarnya seusai pertandingan. “Ke depannya, misalnya di Liga 2, bukan sekarang, ada rencana agar pemain U-23 menjadi pemain inti di setiap tim,” sambungnya.

Usulan ini seolah merespon keluhan pelatih Timnas U-23, Gerald Vanenburg, yang sebelumnya menyoroti minimnya jam terbang pemain muda Indonesia. Meskipun demikian, Erick Thohir menyatakan bahwa pembentukan liga U-23 dinilai kurang praktis. “Enggak, sulit kalau itu. Tapi kan tadi di Liga 2 kita akan dorong pemain U-23 akan punya kesempatan,” tegasnya.

Pertanyaan mengenai perlunya pembentukan liga U-23 pun mengemuka. Untuk itu, mari sampaikan pendapat Anda melalui polling Kumparan berikut ini, dan jangan ragu untuk berbagi pemikiran Anda di kolom komentar.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *