Di jantung Kathmandu, Nepal, sebuah pemandangan memilukan tersaji pada Rabu, 10 September 2025: Gedung Parlemen kini berdiri hampa, menyisakan puing dan sisa-sisa amarah massa. Bangunan megah itu menjadi saksi bisu puncak demonstrasi ricuh yang diinisiasi oleh kelompok Gen Z, sebuah gelombang protes yang tidak hanya membakar fisik Parlemen, tetapi juga memicu pengunduran diri Perdana Menteri K.P. Sharma Oli.
Kerusuhan di Kathmandu yang dipelopori oleh generasi muda Nepal ini meninggalkan jejak kehancuran yang mendalam. Area sekitar Parlemen dipenuhi dengan bangkai mobil yang hangus, sementara dinding-dinding bangunan bersejarah itu kini dihiasi coretan grafiti yang menjadi simbol ketidakpuasan. Pemandangan suram ini menjadi pengingat nyata akan gejolak sosial yang melanda ibu kota, jauh dari sekadar protes damai.
Namun, di balik gambaran kerusakan material dan dampak politik yang dramatis, terdapat harga yang jauh lebih mahal: kerusuhan ini tragisnya merenggut nyawa 19 individu. Kini, ketenangan yang tegang menyelimuti area yang dulunya riuh rendah. Sebagai respons terhadap insiden memilukan tersebut, Tentara Nepal telah dikerahkan dan mulai melakukan patroli intensif di lokasi bekas kerusuhan, berupaya keras memulihkan keamanan dan ketertiban di tengah bayang-bayang peristiwa yang mengguncang bangsa.
