jpnn.com, DEIR AL-BALAH – Tentara Israel dilaporkan menewaskan setidaknya 23 warga Palestina yang tengah berjuang mencari makanan di Gaza pada Minggu, 3 Agustus 2025.
Petugas rumah sakit dan saksi mata di lapangan mengungkapkan bahwa warga yang dilanda kelaparan itu diberondong tembakan senjata api secara brutal saat berusaha mencapai lokasi-lokasi distribusi bantuan.
Kondisi di wilayah Palestina, yang dihuni sekitar 2 juta jiwa, semakin memprihatinkan setelah hampir dua tahun diblokade dan digempur tanpa henti oleh Israel. Akibatnya, keputusasaan mendalam menyelimuti warga Gaza yang kini menghadapi ancaman malnutrisi ekstrem.
Yousef Abed, salah seorang warga Gaza yang menjadi saksi insiden tragis tersebut, menuturkan pengalamannya saat turut menuju lokasi distribusi bantuan. Namun, ia justru dihujani berondongan tembakan membabi buta. Ia menyaksikan tiga orang di dekatnya terkapar bersimbah darah. “Saya tidak bisa berhenti dan membantu mereka karena peluru-peluru itu terus berhamburan,” tuturnya dengan getir.
Rumah Sakit Nasser di Gaza Selatan melaporkan telah menerima sejumlah besar jenazah dari berbagai titik distribusi bantuan. Delapan jenazah di antaranya dibawa dari Teina, sebuah lokasi yang berjarak sekitar 1,8 mil dari titik distribusi bantuan utama di Khan Younis.
Lokasi pembagian bantuan tersebut dioperasikan oleh Gaza Humanitarian Foundation (GHF). Meskipun berlabel yayasan, organisasi ini merupakan kontraktor swasta yang didukung oleh Amerika Serikat (AS) dan Israel, dan telah mengambil alih distribusi bantuan sejak lebih dari dua bulan lalu.
Presiden Prancis Peringatkan Israel: Buka Akses ke Gaza!
RS Nasser juga menerima satu jenazah dari Shakoush, sebuah area berjarak ratusan meter di sebelah lokasi GHF di Rafah. Selain itu, sembilan jenazah lainnya adalah korban yang diberondong pasukan Israel di dekat Koridor Morrag.
“Mereka (korban tembakan) sedang menunggu truk-truk memasuki Gaza melalui perbatasan Israel,” demikian keterangan pejabat rumah sakit itu.
Tiga warga Palestina yang tengah mencari makanan di Teina dan Morag mengungkapkan bahwa penembakan terjadi di jalur menuju lokasi distribusi bantuan, tepatnya di zona yang dijaga ketat oleh tentara Israel.
Inggris Tegaskan Bakal Akui Negara Palestina jika Israel Tak Memperbaiki Kondisi Gaza
Menurut para saksi mata, tentara Israel melepaskan tembakan ke arah kerumunan warga Palestina yang kelaparan saat mereka bergerak mendekati posisi pasukan Zionis. “Pasukan berusaha mencegah orang-orang maju. Mereka melepaskan tembakan dan kami melarikan diri. Beberapa orang tertembak,” kata Hamza Matter, salah satu saksi mata sekaligus pencari bantuan, kepada The Associated Press.
Selain itu, Rumah Sakit Awada juga menerima lima jenazah dan merawat 27 warga yang terluka. Para korban jiwa ini ditembaki di dekat lokasi GHF, yang berada di dekat Koridor Netzarim.
Para saksi mata yang mencari makanan di Jalur Gaza melaporkan bahwa berondongan tembakan telah menghujani beberapa lokasi distribusi bantuan dalam beberapa hari terakhir, menyebabkan puluhan warga Gaza meninggal dunia akibat penembakan brutal ini.
PM Australia Heran dengan Pernyataan Israel yang Menyangkal Tidak Ada Kelaparan di Gaza
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mencatat bahwa 859 warga Palestina tewas di dekat titik-titik distribusi yang dioperasikan GHF antara periode 27 Mei hingga 31 Juli 2025. Di luar angka tersebut, masih ada ratusan warga lainnya yang kehilangan nyawa di sepanjang jalur konvoi distribusi pangan yang dipimpin PBB.
GHF sendiri diluncurkan pada Mei lalu sebagai upaya Israel mencari alternatif dari sistem PBB yang telah berjalan. Meskipun PBB selama ini telah mendistribusikan bantuan secara aman kepada warga Gaza di tengah perang antara Israel dengan Harakat al-Muqawwamatul Islamiyyah (Hamas), Israel justru menuduh petugas PBB membiarkan Hamas menjarah pasokan yang seharusnya untuk membantu warga Gaza. PBB dengan tegas membantah tuduhan ini, seraya menyoroti bahwa Israel tidak pernah menunjukkan bukti yang memperkuat klaimnya.
Meskipun jumlah warga Gaza yang kehilangan nyawa terus bertambah, baik Israel maupun GHF menganggap angka korban tewas akibat penembakan itu dilebih-lebihkan. GHF menyatakan bahwa kontraktor bersenjatanya hanya menggunakan semprotan merica atau melepaskan tembakan peringatan untuk mencegah kerumunan yang berpotensi membahayakan. Senada, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) juga menyatakan bahwa tentaranya hanya melakukan tembakan peringatan kepada warga.(ArabNews/jpnn.com)