Sebuah insiden ledakan dahsyat mengguncang ketenangan warga di Jalan Talas II RT 03 RW 01, Kelurahan Pondok Cabe Ilir, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), pada Jumat subuh (12/9). Peristiwa tragis ini seketika mengubah suasana pagi menjadi kepanikan dan duka mendalam bagi komunitas setempat.
Dampak dari ledakan Pamulang ini sungguh memilukan. Tercatat tiga rumah warga luluh lantak rata dengan tanah, sementara sepuluh rumah lainnya mengalami kerusakan parah dan tidak dapat dihuni. Total 84 jiwa warga setempat dilaporkan langsung terdampak oleh musibah ini, merasakan kerugian materiil dan potensi trauma psikologis yang mendalam.
Sebagai respons cepat terhadap situasi darurat, Musala Daarun Naiim segera difungsikan sebagai tempat pengungsian sementara yang aman. Saat ini, sebanyak 52 orang yang kehilangan tempat tinggal atau merasa tidak aman pasca-ledakan, kini bernaung di sana. Untuk memenuhi kebutuhan dasar para korban ledakan, sebuah dapur umum juga telah didirikan di lokasi pengungsian, memastikan ketersediaan makanan hangat bagi mereka yang membutuhkan.
Kondisi para pengungsi juga menjadi perhatian utama pihak berwenang. Essa Nugraha, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Tangerang Selatan, menjelaskan bahwa mayoritas dari mereka adalah kelompok rentan. “Mayoritas ibu-ibu dan lansia (orang tua—lanjut usia), dan terdapat balita sebanyak 10 jiwa,” ungkap Essa, menyoroti pentingnya bantuan yang terfokus dan empati terhadap kelompok yang paling membutuhkan ini.
Essa Nugraha lebih lanjut menegaskan komitmen pihaknya untuk memastikan kebutuhan pangan dan minuman bagi seluruh pengungsi terpenuhi dengan baik, sebanyak tiga kali sehari. Upaya pemberian bantuan korban ledakan ini dilakukan melalui koordinasi erat dengan Dinas Sosial Tangsel untuk distribusi yang efektif dan tepat sasaran. “Kita lakukan pada hari ini dan tujuh hari ke depan,” janji Essa, memastikan dukungan logistik vital akan terus mengalir selama periode kritis ini demi pemulihan dan kenyamanan para korban.