Tragis! Bus Piknik Semarang Kecelakaan Maut di Tol Pemalang

Posted on

Duka mendalam menyelimuti warga Kota Semarang setelah sebuah bus pariwisata yang mengangkut rombongan Forum Kesehatan Kelurahan Bendan Ngisor mengalami kecelakaan tragis. Empat orang meninggal dunia dan belasan lainnya luka-luka akibat insiden tergulingnya bus di Tol Pemalang-Batang KM 312B pada Sabtu (25/10) pagi. Rombongan ini sejatinya dalam perjalanan menuju destinasi wisata Guci, Tegal, sebelum tragedi memilukan ini menghentikan perjalanan mereka.

Kecelakaan bus ini sontak memicu gelombang kesedihan bagi keluarga korban di Semarang. Sebagai respons, sejumlah posko pengaduan segera didirikan di kantor kelurahan untuk menampung informasi penting dan membantu proses penanganan korban selamat. Sementara itu, pihak kepolisian masih terus menyelidiki penyebab pasti kecelakaan bus ini, termasuk dugaan adanya kelalaian dari pihak pengemudi.

Empat Orang Tewas

Peristiwa nahas itu terjadi sekitar pukul 08.25 WIB. Bus yang berkapasitas 34 penumpang, termasuk sopir dan kernet, melaju dari Semarang dengan tujuan utama berlibur ke Guci, Tegal. Namun, setibanya di KM 312B Tol Pemalang-Batang, tepatnya menjelang jalur keluar Tol Bandulan yang menikung tajam, petaka tak dapat dihindari. Menurut Kasat Lantas Polres Pemalang, AKP Arief Wiranto, pengemudi diduga kehilangan kendali, menyebabkan bus menabrak pembatas jalan sebelum akhirnya terguling. Insiden ini sontak mengubah kegembiraan perjalanan menjadi kepanikan.

Dari total 34 orang di dalam bus, empat penumpang dipastikan meninggal dunia di lokasi kejadian dan selama penanganan awal, sementara satu orang mengalami luka berat. Tiga belas penumpang lainnya menderita luka ringan, dan 16 orang beruntung selamat tanpa cedera serius. Seluruh korban, baik yang terluka maupun meninggal, segera dievakuasi ke sejumlah fasilitas kesehatan terdekat, termasuk RSU Siaga Medika, RSI Al Ikhlas, dan RS Prima Medika, untuk mendapatkan penanganan medis secepatnya.

Hingga kini, pihak kepolisian masih terus mendalami penyebab pasti kecelakaan bus maut ini. AKP Arief Wiranto menyatakan bahwa penyelidikan melibatkan Teknik Analisis Kecelakaan (TAA) dan koordinasi erat dengan Ditlantas Polda Jawa Tengah. Dugaan awal mengarah pada beberapa faktor, seperti kelalaian pengemudi yang tidak mampu mengendalikan laju kendaraan di tikungan, atau kemungkinan adanya masalah pada kondisi bus itu sendiri. Polisi bertekad mengungkap akar permasalahan untuk mencegah terulangnya kejadian serupa, apakah murni dari pengemudi atau kondisi kendaraannya.

Polisi Ungkap Identitas Empat Korban Tewas Kecelakaan Bus Pemalang

Pihak kepolisian telah merilis identitas empat warga Kelurahan Bendan Ngisor, Kota Semarang, yang menjadi korban meninggal dunia dalam kecelakaan tragis di Tol Pemalang-Batang tersebut. Keempatnya merupakan bagian dari rombongan Forum Kesehatan Kelurahan Bendan Ngisor yang seharusnya menikmati perjalanan wisata ke objek wisata Guci, Tegal.

Menurut AKP Arief Wiranto, para korban meninggal dunia mengalami luka berat, terutama di bagian kepala, akibat benturan keras saat bus terguling. “Semuanya warga satu kelurahan (Bendan Ngisor),” tegasnya, menunjukkan kedekatan emosional seluruh korban.

Adapun daftar nama keempat korban tewas kecelakaan bus Pemalang adalah:

  • Abdul Gofur (72)
  • Sri Fitriani (56)
  • Endah Ciptaningrum (46)
  • Khomsiyah (50)

Kesaksian Korban Selamat: Bus Melaju Kencang Sebelum Terguling

Di tengah duka yang mendalam, kesaksian dari para korban selamat memberikan gambaran jelas detik-detik mengerikan insiden tersebut. Siti Maemunah, salah satu penumpang yang berhasil selamat, berbagi pengalamannya tentang momen-momen sebelum bus terguling.

Maemunah mengisahkan, ia sempat merasakan bus melaju dengan kecepatan tinggi sebelum memasuki tikungan tajam. “Posisinya busnya itu kencang, lalu busnya di tikungan itu miring-miring gitu. Lalu bres, saya sudah nggak tahu apa-apa. Rasanya kayak mimpi,” ujarnya dengan nada trauma. Ia, yang saat itu duduk di bangku belakang, merasakan goncangan hebat sebelum segalanya gelap.

Setelah benturan, ia mendengar jeritan dan tangisan dari penumpang lain yang terjepit di dalam badan bus. “Saya lihat teman-teman sudah nangis, minta tolong. Lihat teman-teman saya kejepit. Saya sendiri juga bingung karena posisi itu jatuh,” tambahnya, menggambarkan kepanikan dan kebingungan di antara puing-puing bus. Meskipun diliputi trauma mendalam, Maemunah bersyukur bisa selamat dari musibah yang merenggut nyawa teman-temannya.

Kembali ke Kelurahan Bendan Ngisor, suasana duka dan keprihatinan masih sangat terasa. Kantor kelurahan telah didirikan posko pengaduan yang berfungsi menampung informasi, mendata korban, serta menyambut kedatangan para korban selamat. Seorang relawan di posko menyebutkan bahwa lima korban selamat telah kembali ke kelurahan, sementara satu lainnya masih memerlukan perawatan intensif di RS Elisabeth, menunjukkan bahwa proses pemulihan dan penanganan pasca-kecelakaan masih terus berjalan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *