Wall Street 7 Agustus: S&P 500 Loyo, Nasdaq Cetak Rekor!

Posted on

KONTAN.CO.ID. Perdagangan saham Wall Street pada Kamis (7/8) ditutup dengan hasil yang beragam. Indeks Dow Jones dan S&P 500 mengalami penurunan, sementara Nasdaq justru mencatatkan rekor tertinggi baru. Penurunan tajam saham Eli Lilly menjadi faktor utama penyebab pelemahan Dow Jones dan S&P 500.

Data uji klinis obat penurun berat badan terbaru Eli Lilly yang mengecewakan, mengakibatkan saham perusahaan tersebut anjlok hingga 14,1%. Meskipun Eli Lilly menaikkan proyeksi laba dan penjualan tahunannya, pasar tetap merespon negatif terhadap hasil uji coba obat oral orforglipron. Hal ini menunjukkan sensitivitas pasar terhadap kinerja riset dan pengembangan obat-obatan.

Di sisi lain, Nasdaq berhasil mencapai rekor penutupan tertinggi pada angka 21.242,70, meningkat 0,35%. Kenaikan ini didorong oleh performa positif saham Apple yang naik 3,2%. Sektor teknologi secara keseluruhan menjadi penopang utama penguatan Nasdaq. Sepanjang tahun 2025, Nasdaq telah mencetak 17 rekor penutupan, sementara S&P 500 mencatatkan 15 rekor.

Sementara itu, S&P 500 turun tipis 0,08% ke 6.340,00, dan Dow Jones merosot lebih signifikan, yaitu 0,51% ke 43.968,64. Penurunan ini juga dipengaruhi oleh kinerja buruk saham Fortinet, perusahaan keamanan siber yang mengalami penurunan 22% akibat proyeksi pendapatan yang di bawah ekspektasi pasar.

Peter Cardillo, Kepala Ekonom Pasar di Spartan Capital Securities, New York, menilai reli pasar mulai menunjukkan tanda-tanda kelelahan. Ia menyoroti kenaikan sebelumnya yang didorong oleh kinerja laba perusahaan, sementara pasar cenderung mengabaikan berita terkait tarif impor.

Di tengah gejolak pasar, Presiden AS Donald Trump mengumumkan pencalonan Stephen Miran, Ketua Dewan Penasihat Ekonomi, sebagai anggota Dewan Gubernur The Fed, menggantikan Adriana Kugler. Jabatan ini akan berlangsung hingga 31 Januari 2026. Sebelumnya, Bloomberg melaporkan Gubernur The Fed Christopher Waller sebagai kandidat terkuat Trump untuk posisi Ketua The Fed, menggantikan Jerome Powell.

Pemerintah Trump juga memberlakukan tarif impor baru terhadap puluhan negara, menjadikan tarif impor rata-rata AS sebagai yang tertinggi dalam seabad terakhir. Hal ini berdampak pada saham Intel yang turun 3,1% setelah Trump meminta CEO baru Intel, Lip-Bu Tan, untuk mengundurkan diri karena dianggap memiliki konflik kepentingan terkait hubungan bisnisnya dengan perusahaan China.

Dari sisi data makro, klaim tunjangan pengangguran mingguan naik 7.000 menjadi 226.000, sedikit di atas ekspektasi. Meskipun demikian, ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh The Fed pada September tetap tinggi. CME FedWatch Tool menunjukkan probabilitas penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan September mencapai 93,2%, meskipun sedikit menurun dari hari sebelumnya, namun tetap jauh lebih tinggi dibandingkan dengan 37,7% pada pekan lalu.

Wall Street Menguat di Tengah Harapan Pembebasan Tarif AS untuk Impor Chip

The Fed Diprediksi akan Memangkas Suku Bunga, Tapi Dolar AS Masih Berpeluang Tertekan

Saham Eli Lilly dan Fortinet Rontok

Dituduh Terkait China, Trump Tuntut CEO Intel Lip-Bu Tan Mundur

Apple Menguat, Nasdaq Ditopang Sektor Teknologi

Pasar Masih Antisipasi Pemangkasan Suku Bunga

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *