Wall Street Bingung! Investor Cemas Menanti Keputusan The Fed

Posted on

caristyle.co.id JAKARTA — Bursa saham Amerika Serikat menunjukkan pergerakan yang bervariasi pada perdagangan Kamis (4/12/2025) waktu setempat, atau Jumat dini hari di Indonesia. Investor tampak berhati-hati mencermati serangkaian data ekonomi, termasuk laporan tunjangan pengangguran yang mencatatkan penurunan ke level terendahnya.

Menurut laporan Reuters pada Jumat (5/12/2025), indeks Dow Jones Industrial Average mengalami penurunan tipis sebesar 31,11 poin atau 0,06%, berakhir di level 47.851,79. Di sisi lain, S&P 500 naik tipis 0,67 poin atau 0,01% menjadi 6.850,39, sementara Nasdaq Composite menguat 12,15 poin atau 0,05% ke posisi 23.466,24.

Salah satu bintang pada perdagangan kali ini adalah saham Salesforce yang melonjak 3,7%. Kenaikan ini dipicu oleh revisi naik proyeksi pendapatan dan laba yang disesuaikan untuk tahun fiskal 2026. Optimisme terhadap pertumbuhan platform kecerdasan buatan (AI) yang didorong oleh permintaan korporasi yang kuat menjadi katalis utama.

Baca Juga: ‘Genderang Perang’ Purbaya Melawan Saham Gorengan

Meta Platforms juga tak kalah menarik perhatian dengan penguatan hampir 4%. Perusahaan induk Facebook ini menjadi salah satu pendorong utama indeks S&P 500, setelah beredar kabar mengenai rencana pemangkasan anggaran divisi Metaverse hingga 30%.

Namun, tidak semua saham bernasib baik. Amazon, raksasa e-commerce, mengalami penurunan 1,6%, menjadi salah satu pemberat utama bagi indeks S&P 500. Perusahaan ini tengah berdiskusi dengan U.S. Postal Service mengenai kelanjutan kerja sama mereka dan mempertimbangkan berbagai opsi menjelang berakhirnya kontrak tahun depan.

Baca Juga: Folago (IRSX) Susun Strategi Bidik Laba Rp1 Triliun pada 2027

Dengan rilis laporan penggajian (payrolls) November yang baru akan dilakukan setelah rapat The Fed di bulan Desember akibat penutupan pemerintahan (government shutdown) yang diperpanjang, para pelaku pasar kini mengandalkan indikator sekunder untuk mendapatkan gambaran mengenai kondisi pasar tenaga kerja.

Data dari Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan penurunan klaim tunjangan pengangguran awal ke level terendah dalam lebih dari tiga tahun. Meskipun demikian, analis memperingatkan bahwa penurunan ini mungkin sebagian dipengaruhi oleh libur Thanksgiving.

Baca Juga: OASA Bidik Konsorsium Grandblue dalam Proyek Sampah jadi Listrik Danantara di Bali

Sementara itu, laporan terpisah dari Chicago Fed memperkirakan tingkat pengangguran akan bertahan di kisaran 4,4% pada bulan November.

Menariknya, FedWatch Tool dari CME menunjukkan bahwa pasar saat ini memperhitungkan peluang sebesar 87% bahwa bank sentral AS akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin bulan ini. Angka ini meningkat signifikan dari sekitar 68,6% pada bulan sebelumnya, mencerminkan ekspektasi yang semakin kuat terhadap pelonggaran kebijakan moneter.

“Kebanyakan pelaku pasar saat ini menunggu bagaimana The Fed akan bersikap terhadap semua data yang masuk. Komentar terakhir Jerome Powell cenderung bernuansa hawkish, meskipun pemangkasan suku bunga sudah sepenuhnya diantisipasi,” ungkap Mike Dickson, Head of Research and Quantitative Strategies Horizon Investments.

Dickson menambahkan bahwa laporan penggajian tetap menjadi indikator utama dalam menentukan arah kebijakan suku bunga. Namun, dengan absennya data terbaru, arah kebijakan moneter ke depan masih belum dapat dipastikan.

Di sisi lain, laporan tertunda dari Departemen Perdagangan AS menunjukkan bahwa pesanan pabrik hanya naik 0,2%, di bawah estimasi 0,5%. Kenaikan pada bulan Agustus juga direvisi turun menjadi 1,3%, mengindikasikan bahwa tekanan tarif masih membebani sektor manufaktur.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *